Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kesehatan menyambut baik iktikad Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia yang ingin berangkat ke Asmat, Papua secara mandiri atau tanpa bantuan dari pemerintah. Namun dengan catatan, BEM UI berkoordinasi dengan Kemenkes karena beratnya medan menuju permukiman warga di Asmat.
"Banyak pihak dan beberapa perguruan tinggi ikut peduli dengan Asmat, kami tentunya menyambut baik asal terkoordinasi baik dengan Kemenkes," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemenkes, Oscar Primadi melalui pesan singkat kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (8/2).
Ketua BEM UI Zaadit Taqwa telah menyatakan berencana berangkat ke Asmat, Papua tanpa bantuan dari pemerintah. Zaadit lebih memilih untuk menghimpun dana secara mandiri agar bisa berangkat ke Asmat dan memberikan bantuan kepada warga yang menderita campak dan gizi buruk secara langsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oscar menyatakan pihaknya tidak keberatan dengan hal itu meski medan menuju permukiman warga Asmat yang harus dilewati mahasiswa nanti tergolong terjal.
Oscar justru mendukung peran mahasiswa yang peduli dengan kondisi kesehatan masyarakat. Menurutnya, saat ini adalah momentum yang bisa digunakan untuk membangun relasi yang baik antara mahasiswa dengan Kemenkes.
"Sekarang saatnya fase bersama menguatkan peran promotif, preventif, mahasiswa dapat berperan serta mengkampanyekan GERMAS (Gerakan Masayarakat Hidup Sehat)," tuturnya.
Rencana BEM UI berangkat ke Asmat, Papua tak lepas dari aksi Ketua BEM UI Zaadit Taqwa yang memberikan 'kartu kuning' kepada Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
Zaadit menjelaskan bahwa kartu kuning itu adalah pengingat kepada Jokowi terkait sejumlah masalah yang harus diselesaikan. Salah satunya menyelesaikan kasus gizi buruk yang diderita sebagian besar warga Asmat, Papua.
Di kesempatan berbeda, Jokowi menanggapi aksi Zaadit tersebut. Dia mengatakan berencana mengajak Zaadit ke Asmat untuk melihat betapa terjal medan yang harus dilalui untuk bisa sampai ke permukiman warga.
Zaadit menolak ajakan Jokowi. Dia lebih memilih untuk mengumpulkan dana secara mandiri bersama teman-temannya. Zaadit mengklaim telah menjalin koordinasi dengan BEM UI serta BEM di seluruh fakultas UI untuk menggalang dana melalui bantuan media sosial.
Pada selasa lalu, dana yang terkumpul mencapai Rp41 juta dari target Rp50 juta.
"Kita ingin berangkat pakai jalan mahasiswa. Melalui
fundraising, kami mengumpulkan donasi pemberangkatan," kata Zaadit.
(osc/gil)