Jakarta, CNN Indonesia -- Terdakwa korupsi proyek e-KTP Setya Novanto mengaku sering 'curhat' mengenai kesusahannya kepada sesama tahanan lain di rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Salah satu tahanan yang sering mendengar keluh kesahnya adalah Auditor Utama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Rochmadi Saptogiri yang terjerat kasus suap opini pemberian status wajar tanpa pengecualian (WTP) di Kementerian Desa.
"(Paling sering) Pak Sapto. Ya, cerita bagaimana kesusahannya," ujar Setnov sat ditemui di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (12/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada juga para (tahanan) bupati kesulitan-kesulitannya, semua kita percayakan pada penyidik atau JPU," lanjut Setnov.
Kepada sesama tahanan, Setnov juga sering bercerita bagaimana ia merindukan keluarganya.
Sebagai orang yang tinggal di rutan dengan kondisi seadanya, ia mengaku tak lagi memikirkan urusan politik atau jabatan, namun berkumpul kembali dengan anak dan istrinya.
"Orang sudah dalam susah, hidup di kos-kosan, harapannya bukan pengin politik, jabatan. Harapannya adalah keluarga, istri, anak," tutur Setnov.
Selain curhat dengan sesama tananan, Setnov juga mengaku melakukan berbagai kegiatan di dalam rutan, termasuk mencukur rambut.
Setnov mengatakan masih bisa memperhatikan rambutnya karena KPK menyediakan tukang cukur dari luar untuk memotong rambut para tahanan sebulan sekali.
"
Ada tukang cukur pinggir jalan. Sudah diteliti betul sama KPK. Saya terima kasih bisa potong rambut sebulan sekali," ucapnya.
Setnov ditahan KPK sejak November 2017. Ia didakwa melakukan korupsi proyek e-KTP bersama sejumlah pihak.
Setnov juga disebut menerima uang US$2,6 juta dan jam tangan merk Richard Mille dari pengusaha Andi Narogong.
(stk/wis)