Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPR Bambang Soesatyo memberi pidato berjudul 'Kami Butuh Kritik' dalam Rapat Paripurna Penutupan Masa Persidangan III 2017-2018, Rabu (14/2). Saat membuka pidato dan mengakhirinya, Bambang membaca pantun.
Politikus Partai Golkar itu menyebut, pantun yang ia bacakan untuk mencairkan suasana rapat paripurna.
"Ada baiknya, sekadar mencairkan suasana dan melembutkan hati, sebelum melanjutkan pidato ini, terlebih dahulu saya melantunkan tiga bait pantun," ujar Bambang dalam rapat paripurna di Gedung DPR, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantun yang ia bacakan bercerita tentang anggota DPR dan daerah pemilihannya. Anggota DPR itu pergi menyapa dapilnya agar bisa terpilih kembali.
Di langit Senayan ada pelangiWarna warni indah sekaliMasa sidang berakhir hari iniDapil menunggu pelaksanaan janji
Sikut kiri sikut kananMencari celah tambahan programBeta politisi dari SenayanDapilku makmur hatiku tentramKapal berputar menuju ke baratOmbak mengalun dibuai anginBeta ke dapil menyapa rakyatTerpilih kembali siapa yang tak ingin?Selain saat pembukaan, Bambang juga berpantun untuk mengakhiri pidatonya. "Sebelum menutup masa sidang ini, sekali lagi izinkan saya melantunkan kembali dua bait pantun," ujar Bambang.
Jangan tertipu janji berbungaJadi politisi pilihan hatiKalau jodoh tak akan ke manaDia tersenyum hatiku berseriLambaian mata aduh indahnyaMari kawan satukan hatiMaju bersama, rakyat sejahtera"Sekian, terima kasih," ujar Bambang menutup pidatonya.
Adapun dalam pidatonya, Bambang menyinggung sejumlah hal, di antaranya tentang berakhirnya kerja Pansus Hak Angket KPK, UU MD3, serta isu kejadian luar biasa wabah campak dan gizi buruk di Asmat, Papua.
Bambang juga menyinggung kerja-kerja dan fungsi DPR sebagai lembaga legislasi, serta sejumlah kegiatan dewan dalam diplomasi parlemen untuk skala nasional dan internasional yang dilakukan sepanjang Januari-Februari 2018.
(gil)