Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno ingin melibatkan semua komunitas terkait untuk membuat rencana aksi komunitas (comunity action plan) pembangunan rumah susun (rusun) hibrida di daerah Penjaringan, Jakarta Utara.
Ia menyatakan saat ini telah melibatkan warga RW 17 Kelurahan Penjaringan untuk ikut membuat rencana aksi pembangunan rumah hibrida tersebut.
"Kemarin, ada beberapa warga yang terlibat dari RW 17 untuk membuat action plan-nya seperti apa dan diajukan," ujar Sandi di salah satu kawasan perbelanjaan, Jakarta, Sabtu (17/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RW 17 Kelurahan Penjaringan ini kata Sandi, merupakan salah satu dari 16 wilayah kumuh miskin padat (kumis kupat) yang akan ditata oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Sandi menuturkan dana yang digunakan untuk membangun Rusun Hibrida tersebut berbentuk investasi sosial.
Investasi sosial adalah bentuk strategi investasi yang menggabungkan antara perolehan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan kebijakan sosial.
Hal itu kata Sandi agar tidak murni dari dana tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibilities/CSR) sehingga pembangunan tersebut dapat berkelanjutan (sustainable).
Sandi belum menyebutkan berapa nilai proyek rusun Hibrida. Ia mengatakan pihaknya belum mengkaji berapa anggaran yang dibutuhkan untuk proyek tersebut.
"Saya maunya
social investment jadi jangan dilihat
pure CSR tapi ada keberlanjutan, ada sustainability," kata Sandi.
Sebelumnya, Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakiti Nirwono Yoga mengkritik rencana Pemprov DKI Jakarta membangun rumah susun hibrida di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. Rusun tersebut dinilai Nirwono masih tidak jelas secara konsep.
Nirwono juga menilai rusun hibrida yang dimaksud Sandi belum pas dibangun di wilayah DKI. Tingginya harga lahan dan minimnya lahan kosong di DKI, ditambah rusun hibrida yang tidak terlalu tinggi, menurut Nirwono hanya jadi pembangunan yang boros.
"Dengan keterbatasan lahan dan mahalnya harga lahan, yang paling cocok memang rumah model vertikal yakni rusun, dengan ketinggian hingga 15 lantai ke atas," kata Nirwono saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Rabu (14/2).
(wis)