-- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut ada kecenderungan munculnya pasangan calon presiden dan calon wakil presiden berhaluan nasional-religius dalam Pilpres 2019.
Pola semacam itu, kata JK, telah terbentuk di sejumlah pemilihan kepala daerah seperti Jawa Timur dan Jawa Barat.
"Selalu ada nasional dan Islam di calon-calon itu. (Pemilihan) presiden nanti juga cenderung akan begitu, maka akan terjadi pola semua cagub dari nasional-religius atau sebaliknya," ujar JK saat menghadiri acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Institut Lembang 9 di kawasan Jakarta Pusat, Senin (26/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pilgub Jatim pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dinilai mewakili pola religius-nasional. Latar belakang Saifullah alias Gus Ipul dan Khofifah sebagai santri, sementara calon wakilnya cenderung nasionalis.
Kemudian pada pilgub Jabar, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruhzanul Ulum juga dianggap mewakili pola nasional-religius. Uu yang masih menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya itu memiliki latar belakang pendidikan sebagai santri.
Di tengah pola pasangan seperti itu, JK menilai publik saat ini tetap akan lebih melihat sosok personalnya. Persepsi seperti itu juga akan berlaku di Pilpres 2019.
"Tentu apabila kita bicara ini saya yakin personal yang akan dilihat, bukan lagi aliran politik," katanya.
Lebih lanjut, ia meyakini pelaksanaan pilkada maupun pilpres akan berjalan aman.
"Tahun depan arahnya seperti itu. Kita terima kasih pada polisi, TNI, yang punya kesiapan baik. Kita lihat sekarang, meski masuk tahun politik (tapi) biasa saja," ucap JK.
Berkaca pada pengalaman pilkada DKI Jakarta 2017 yang sempat tegang lantaran isu agama, JK meminta agar publik tak berlebihan.
Politikus senior Golkar ini menilai tak ada persoalan serius terkait dugaan politisasi agama dalam pelaksanaan pilkada DKI saat itu.
"Banyak orang mengira DKI dulu pecah karena agama. Siapa bilang? Tidak ada peranan agama mutlak. Saya yakin insyaallah Indonesia tidak seperti negara lain," tuturnya.