Ingin Suasana Adem, Jokowi Minta Penyebar Hoax Digulung Habis

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 06 Mar 2018 12:53 WIB
Jokowi minta pengusutan kasus ujaran kebencian tidak setengah-setengah. Ia meminta polisi tak berhenti pada Saracen dan The Family MCA.
Jokowi minta sindikat penyebar ujaran kebencian dikejar terus hingga tuntas. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Bogor, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo memerintahkan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian untuk mengusut habis sindikat penyebar ujaran kebencian bernuansa suka agama ras dan antargolongan (SARA).

Menurutnya, perbuatan yang dilakukan kelompok seperti Saracen dan The Family Muslim Cyber Army (MCA) itu bisa mengancam persatuan.

"Polisi tahu ini pelanggaran hukum atau tidak. Kalau pelanggaran hukum sudah saya perintahkan entah itu Saracen atau MCA, yang penting kejar, selesaikan, tuntas. Jangan setengah-setengah. Itu bisa ciptakan disintegrasi bangsa," kata Jokowi di Kabupaten Bogor, Selasa (6/3).

Ia mengatakan fitnah dan ujaran kebencian seperti itu bisa dilatarbelakangi oleh motif politik maupun motif ekonomi. Namun, terlepas dari itu, ia tak bisa mentoleransi penyebaran kabar hoaks yang meresahkan.


Meski saat ini Polri telah menangkap oknum dibalik The Family MCA, Jokowi masih belum puas. Ia mengaku masih gerah acap kali membuka laman media sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini (penyebaran ujaran kebencian) masih hangat. Makanya harus selesiakan tuntas biar adem semua," kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Jokowi juga mengatakan, kondisi Indonesia saat ini yang beraneka ragam adalah kehendak Tuhan. Sehingga, sudah sepatutnya masyarakat yang berada di dalamnya menjaga kerukunan tersebut.

Karena itu salah satu cara yang mudah untuk menjaga persatuan adalah dengan tidak begitu percaya dengan kabar-kabar bohong yang beredar.

"Jangan sampai diadu. Kita bisa bersatu 72 tahun, Insyallah sampai kiamat Indonesia harus bisa bersatu karena Pancasila," katanya. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER