Kabareskrim Enggan Ungkap Aktor Politik The Family MCA

Martahan Sohuturon | CNN Indonesia
Selasa, 06 Mar 2018 18:43 WIB
Kabareskrim Komjen Ari Dono menyebut polisi akan menangkap semua yang memenuhi unsur pidana dalam kasus The Family MCA, tanpa melihatnya dari sudut politik.
Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto tak menjawab lugas saat ditanya aktor politik di balik grup penyebar kebencian The Family MCA. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto, enggan membeberkan aktor politik di balik kelompok penyebar berita bohong alias hoaks dan ujaran kebencian bernuansa suka agama ras dan antargolongan (SARA) yang tergabung dalam grup di aplikasi tukar pesan Whatsapp, The Family MCA.

Ari tidak menjawab pertanyaan wartawan secara lugas ketika ditemui di sela-sela acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani langsung oleh pemimpin Polri, Kejaksaan Agung, dan KPK di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (6/3).

Saat ditanya terkait keberadaan aktor politik di balik kelompok The Family MCA, jenderal bintang tiga itu malah menjawab bahwa pihaknya tidak melihat unsur politik dalam langkah penegakan hukum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, penyidik selalu berpatokan pada unsur pidana dalam penanganan sebuah kasus.

"Dari proses penegakan hukum, kami tidak melihat politiknya. Siapa berbuat terpenuhi unsur pidana, itu pasti kami tindak," kata Ari.

Ari pun menyatakan pihaknya baru menetapkan sebanyak tujuh orang sebagai tersangka dari dugaan tindak pidana yang dilakukan kelompok The Family MCA.

Sebelumnya Kepala Satuan Tugas Nusantara Polri Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono menduga penyebaran isu penyerangan ulama bermotif politik dengan tujuan menghadirkan keresahan dan ketakutan, serta memecah belah masyarakat.

Menurutnya, tindakan ini dilakukan oleh kelompok Muslim Cyber Army (MCA) yang bekerja sama dengan eks sindikat penyebar ujaran kebencian dan hoaks Saracen serta sejumlah oknum di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten.

"Dari hasil pendalaman ini dilakukan dengan kelompok eks Saracen dan MCA, motifnya politik," kata Gatot di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/3).

Sementara itu, Wakil Ketua Satgas Nusantara Polri Brigadir Jenderal Fadil Imran, menuturkan Polri masih mendalami aktor utama di balik penyebaran isu hoaks seputar penyerangan ulama hingga saat uni

"Kami akan terus bekerja agar hoaks, berita bohong dan fitnah yang mengganggu kondusifitas kemananan bisa kami hilangkan," kata Fadil. (wis/osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER