Ramai Deklarasi Antihoaks, dari Pesepak Bola Sampai Ibu-ibu

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Minggu, 18 Mar 2018 04:54 WIB
Dalam sepekan terakhir ramai deklarasi oleh masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia untuk melawan penyebaran berita bohong alias hoaks.
Hoaks dinilai bisa merusak kerukunan di dalam kehidupan bermasyarakat. (Ilustrasi/ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Bandung, CNN Indonesia -- Dalam sepekan terakhir ramai deklarasi oleh masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia untuk melawan penyebaran berita bohong alias hoaks.

Terkini, pada akhir pekan lalu, di sela rilis skuat yang akan mengarungi kompetisi Liga 1 2018, Persib Bandung melakukan deklarasi antihoaks. Dalam pantauan CNNIndonesia.com, turut hadir Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) Glenn Sugita, Komisaris PT PBB Kuswara S. Taryono, manajer Persib Umuh Muchtar.

"Ini adalah kebulatan tekad kita utk menolak kebohongan, fitnah karena kita ingin menjadi orang baik-baik dan kita ingin Persib jadi yang terbaik," ujar budayawan Sunda, Aat Suratin, yang didaulat untuk memimpin pembacaan deklarasi tersebut di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Sabtu (17/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ramai Deklarasi Antihoaks, dari Pesepak Bola Sampai Ibu-ibuDirektur Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) Glenn Sugita, Komisaris PT PBB Kuswara S. Taryono, manajer Persib Umuh Muchtar ikut dalam Deklarasi Antihoaks saat meluncurkan skuat Persib, Kota Bandung, 17 Maret 2018. (CNNIndonesia/Huyogo)

Ada lima butir dalam deklarasi itu yang tiga di antaranya sebagai terkait sikap antihoaks, juga menggunakan media sosial dengan bijak, mendukung Polri menindak tegas pelaku penyebar hoaks, serta menjaga situasi Kota Bandung.

Seusai deklarasi, mereka yang hadir di Graha Persib juga turut menyebutkan yel-yel "Kami Indonesia, Kami Menolak Hoaks, NKRI Harga Mati".

Sementara itu, sehari sebelumnya, di Serang, Banten, pelajar bersama dengan ibu-ibu yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita (GOW) pun ikut dalam pemahaman soal bahaya hoaks, dan mendeklarasi gerakan antihoaks.

"Kemajuan teknologi sangat mudah di akses, seperti penyebaran pornografi, hoaks dan radikalisme. Ke depan, kita akan lakukan sosialiasi dengan door to door," kata Kapolres Serang Kota, AKBP Komarudin, Jumat (16/2).

Ratusan pelajar dari sepuluh sekolah tingkat SMA sedrajat di Kota serang itu, di akui Komarudin, bersepakat untuk memerangi hoaks, paham radikal, pornografi dan narkoba.

"Biasanya radikalisme di identikam dengan ormas Islam, padahal tidak seperti itu. Radikalisme bisa terjadi dimana saja dan oleh siapa saja," jelasnya. "Boleh dikatakan [radikalisme dan hoaks], ini menjadi salah satu ancaman di tengah masyarakat terkait penyebarannya."


Selain di dua kota itu, deklarasi antihoaks pun berlangsung di sejumlah wilayah di Indonesia pada pekan lalu ini. Beberapa di antaranya deklarasi itu dilangsungkan di Aceh Utara (NAD), Rokan Hilir (Riau), Samarinda (Kalimantan Timur), Kotawaringin Timur (Kalimantan Tengah), Banjarbaru (Kalimantan Selatan), Kudus (Jawa Tengah), Tasikmalaya dan Sukabumi (Jawa Barat).

Terkini, Gabungan Pendekar Silat Nusantara yang diikuti beberapa perguruan silat dari Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta melaksanakan ikrar antihoaks di Pondok Pesantren Al-Fath Kota Sukabumi, Sabtu (17/3).

"Kami sebagai pesilat nusantara mempunyai progam "wawangi" atau menyebarkan kebaikan salah satunya menangkal berita-berita hoaks melalui berbagai kegiatan seperti Ngaos atau Ngaji On The Street dan Maos yakni Mencak On The Street," kata pimpinan Ponpes Al-Fath dan Perguruan Silat Maung Bodas Sukabumi Fajar Laksana seperti dikutip dari Antara.

Sementara itu, di Tasikmalaya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Singaparna juga Pimpinan Pondok Pesantren Al-Khoeriah Cibeas, KH Cucu Suryadayana yang mewakili deklarasi antihoaks di sana menyatakan, "Kami akan bekerjasama dengan kepolisian untuk menyatakan perang terhadap hoaks karena memang hoaks tersebut meresahkan masyarakat."

"Akibat hoaks tersebut masyarakat seolah-seolah diadu domba, jika terus-terusan menghujami masyarakat bisa berbahaya," katanya.


Ramai Deklarasi Antihoaks, dari Pesepak Bola Sampai Ibu-ibuAnggota sindikat penyebaran hoaks, The Family MCA, yang telah ditangkap dirilis Bareskrim Polri, 28 Februari 2018. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Dalam diskusi tentang hoaks di Jakarta, Rabu (14/3) Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Arie Sujito menyatakan salah satu upaya yang paling tepat dalam mencegah penyebaran kabar bohong adalah dengan memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk tidak mempercayai kabar bohong.

"Kita harus mengingatkan masyarakat bahwa politik jangan sampai memanipulasi identitas sehingga politik harus memiliki nilai moral. Kasus [Jaringan Penyebar Hoaks, The Family MCA] yang dibongkar kemarin oleh kepolisian harus terus didorong dan harus ada gerakan sosial untuk melawan hoaks, tidak hanya slogan," katanya dalam diskusi yang diselenggarakan Digital Culture Syndicate.

Arie mengatakan hoaks perlu menjadi perhatian penting ketika menjelang pemilihan kepala daerah dan pemilihan umum karena bisa menurunkan kualitas demokrasi.

"Persebaran hoaks adalah musuh demokrasi dan yang paling berbahaya adalah bagi 'grass root'. Nalar hilang karena ruang pubik sudah kotor, debatnya bukan debat program atau agenda, atau refelski, diskusi yang ada hanya mereproduksi kebencian karena nalar yang mengalami kedangkalan, ketika ruang publik yang kumuh, hoaks semakin subur," tegasnya.

Di tempat yang sama,  Aktivis Gusdurian Syafiq Alielha menilai elite politik justru menjadi aktor di balik layar untuk memantik sentimen SARA dalam penyebaran kabar bohong alias hoaks demi kepentingan politiknya masing-masing.

"Mereka justru mengeksploitasi sentimen yang membuat orang lebih mudah termakan hoaks, karena orang yang pertama menyebarkan hoaks kan karena dia punya sentimen," katanya, dalam acara diskusi yang digelar Digital Culture Syndicate, di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (14/3).

Pria yang akrab disapa Savic Ali itu mengatakan pihaknya telah melakukan pemantauan di media sosial. Sebagian besar hoaks berasal dari akun-akun yang terafiliasi dengan partai politik (parpol) tertentu. Namun, dirinya enggan menyebutkan identitas parpol-parpol tersebut. (hyg/yan/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER