Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa asas keterwakilan perempuan merupakan salah satu pertimbangan partainya menunjuk Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto sebagai Wakil Ketua MPR.
Sebelumnya, dalam rapat pleno akhir pekan lalu, DPP Golkar sepakat akan menempatkan Titiek Soeharto sebagai Wakil Ketua MPR menggantikan Mahyudin.
"Ya pastinya salah satu pimpinan strategis kenegaraan mesti ada perempuan. Dan partai merespon itu," ucap Ace di kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa (20/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai pertimbangan lainnya, Ace belum mau membeberkan. Dia hanya mengatakan bahwa penunjukkan Titiek akan dikaji lagi sebuah tim di internal Golkar.
Tujuannya, untuk memastikan lagi apakah penunjukkan Titiek di mata undang-undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3).
"Kami ingin prosesnya secara aturan tidak ada yang dilanggar. Kebijakan partai juga harus diamankan," kata Ace.
Sekjen Partai Golkar, Lodewijk Fredrich Paulus mengatakan pergantian jabatan kader merupakan hal yang biasa dalam dinamika keorganisasian partai. Menurutnya, hal yang penting adalah seluruh kader mesti mematuhi keputusan partai.
Seperti halnya Ace, Lodewijk juga tidak merinci pertimbangan Golkar menunjuk Titiek Soeharto menjadi Wakil Ketua MPR. Dia pun menyanggah ada motif ingin mengembalikan eksistensi keluarga Cendana dibalik penunjukkan Soeharto.
"Ya enggak lah," katanya.
Sebelumnya, DPP Golkar sepakat menunjuk Titiek Soehaerto untuk menggantikan Mahyudin di posisi Wakil Ketua MPR.
Akan tetapi, Mahyudin tidak terima dengan keputusan DPP Golkar tersebut. Dia mengklaim pergantian wakil ketua MPR tidak bisa dilakukan secara sepihak oleh partai.
"Ya kalau pergantian bertentangan dengan hukum tentu proses secara hukum ," ucapnya.
(kid)