Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku pembunuhan pensiuan TNI Angkatan Laut Hunaedi (83 tahun) di kediamannya di Komplek TNI AL, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan masih belum ditemukan. Dugaan awal pembunuhan terkait dengan aksi pencurian yang terjadi sehari sebelumnya.
Pelaku diperkirakan datang ke rumah korban sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu korban dan istrinya tengah bersiap untuk menjalankan ibadah salat Magrib.
Korban Hunaedi sedang bersiap-siap salat di ruang tengah. Sementara istrinya sedang mengaji di ruang tidur. Saat itulah, terdengar keributan dari kamar tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Istrinya sedang baca Alquran di kamar belakang, terus dengar suaminya teriak-teriak minta tolong. Si istri lihat suaminya lagi dianiaya," ujar Ahmad Syarnubi salah seorang tetangga korban.Melihat suaminya sudah tidak berdaya, istri Hunaedi histeris dan meminta pertolongan atas kejadian tersebut.
Hunaedi ditemukan tewas di lokasi kejadian dengan tiga luka tusuk yang berada dua di bagian bawah dada kiri dan satu di lengan kiri.
Korban ditemukan dalam posisi tengkurap di atas kasur dengan mengenakan peci motif kembang warna hijau coklat.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jaksel Ajun Komisaris Besar Stefanus mengatakan dugaan sementara pelaku berjumlah satu orang. Namun pihaknya belum dapat memastikan lantaran pelaku dalam peristiwa tersebut telah melarikan diri.
Stefan menambahkan sejauh ini pihaknya masih melakukan penyelidikan hingga. Pelaku juga telah melarikan diri. Untuk motif sendiri belum dapat dipastikan apakah kejadian ini merupakan perampokan disertai kekerasan atau murni penganiayaan.
Pelaku yang diduga melakukan pembunuhan langsung melarikan diri dari pintu belakang.
Anjing pelacak berwarna hitam diturunkan ke rumah korban sekitar pukul 22.20 WIB. Seorang petugas kepolisian menggiringnya ke tempat kejadian perkara (TKP).
Petugas dan anjing pelacak sempat masuk ke rumah korban sekitar sepuluh menit. Lalu dengan membawa sebuah barang dari dalam rumah korban, petugas menuntun anjing pelacak ke luar.
Anjing sempat memutar di sekitar TKP lalu mengarah ke Jalan Karang Tengah. Kendaraan pun sempat diberhentikan untuk memberi jalan anjing melakukan tugasnya.
Anjing pelacak berjalan sekitar seratus meter dari lokasi ke arah Cinere, Depok. Beberapa warga yang penasaran mengikuti pelacakan jejak tersebut. Lalu anjing sempat kehilangan jejak di sekitar toko penjual batu alam.
Salah satu petugas sempat menyebut menemukan jejak kaki. Proses pencarian masih dilakukan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta mengatakan penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi.
Dua di antaranya, keterangan saksi mata, yakni istri korban, Sopiah (78), dan Ketua RT Wastra Kamayi (42).
Nico menyebut, sebelum korban tewas, istri korban melihat sang suami berseteru dengan seorang pria.
Informasi dari warga sekitar, sebelum peristiwa pembunuhan, rumah Hunaedi, sehari sebelum terjadi pembunuhan, Rabu (4/4), sempat disatroni pencuri.
Saat kejadian tersebut uang pensiun milik korban Rp 3,2 juta raib digondol maling. Namun kejadian itu urung dilaporkan oleh korban.
(dal)