Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menegaskan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) masih berkomitmen menyelesaikan perkara penyiraman air keras terhadap Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
"Tetaplah. Komitmen Presiden tidak berubah," ujar Moeldoko saat ditemui di Kompleks Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/4).
Moeldoko menyatakan itu menyikapi jelang satu tahun peristiwa penyiraman air keras oleh orang tak dikenal terhadap Novel Baswedan. Usai salat subuh pada 11 April 2017, Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal di lingkungan rumahnya yang berada di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski meyakini Presiden tetap komit menuntaskan perkara ini, Moeldoko mengatakan tidak mengetahui pasti langkah lanjut Jokowi termasuk rencana pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
Desakan pembentukan TGPF telah disampaikan sejumlah pihak mulai dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), keluarga Novel, hingga Novel langsung kepada Jokowi agar kasus ini segera selesai.
Di sisi lain, sejak tahun lalu hingga kini, Kepolisian masih belum menangkap dan memberi tahu publik penyiram air keras atau secara rutin menjelaskan perkembangan kasus.
Soal itu, Moeldoko menegaskan komunikasi terus dilakukan antara Jokowi dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Pasti ada (komunikasi). Spesifiknya saya tidak tahu," tutur mantan Panglima TNI ini.
Hal serupa disampaikan Juru Bicara Presiden Johan Budi. Ia mengaku hanya mengetahui Jokowi sempat bertemu Tito beberapa waktu lalu.
"Saya belum tanya lagi. Harusnya ke Presiden langsung. Pak Presiden pas ditanya bentuk TGPF atau tidak ingin dengarkan Kapolri. Setelah pernyataan itu Kapolri dipanggil dan saya belum tanya lagi," ujar Johan.
Presiden Jokowi pada 20 Februari lalu menyatakan baru akan bersikap setelah menerima laporan Kapolri. Saat itu ia berujar, "Kami kejar terus Polri. Kalau Polri sudah begini (angkat tangan), baru kami mulai
step yang lain."
(kid/wis)