Aksi 'Tiktok Novel' Digelar Peringati Setahun Kasus Air Keras

JNT | CNN Indonesia
Rabu, 11 Apr 2018 14:57 WIB
Peserta Aksi Tiktok Novel mendesak Presiden Joko Widodo segera bertindak karena penyelidikan polisi dianggap berlarut-larut. Aksi digelar di seberang Istana.
Mereka mendesak Presiden Joko Widodo segera bertindak karena penyelidikan polisi dianggap berlarut-larut. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Persis setahun silam, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan diserang orang tak dikenal dengan disiram air keras. Meski sudah berjanji, polisi sampai saat ini belum dapat mengungkap siapa pelakunya.

Untuk mendorong pengungkapan kasus ini dan memberikan dukungan kepada Novel, Amnesty International Indonesia berencana menggelar aksi 'Tiktok Novel'. Unjuk rasa itu akan diselenggarakan di Taman Aspirasi yang berseberangan dengan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Rabu (11/4).

Koordinator Amnesty Muda Yansen Dinata mengatakan, aksi 'Tiktok Novel' ini bertujuan mendorong Jokowi supaya segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Yansen berharap Jokowi tidak harus menunggu Polri menyerah, tetapi langsung bertindak. Menurutnya, 12 bulan adalah waktu yang panjang dalam pengungkapan kasus ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini 11 April 2018 genap satu tahun penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan. Namun, sampai saat ini tidak ada perkembangan kasus yang berarti. Polri belum juga bisa mengungkapkan siapa dalang dari kasus tersebut. Jangan biarkan kasus ini menguap begitu saja," kata Yansen saat dihubungi CNNIndonesia.com.


Yansen menilai dua pernyataan Joko Widodo soal penyelidikan kasus penyerangan Novel memberikan kesan dia tidak serius, dalam penerapan hukum dan keadilan kasus penyiramam Novel. Oleh karena itu, pembentukan TGPF ini akan menunjukkan bahwa Jokowi bertindak jelas dan tegas.

"Memberikan dukungan terhadap Novel Baswedan dan Mendorong Presiden Jokowi untuk segera bentuk TGPF agar Presiden bisa menunjukkan tindak tegas terhadap kasus Novel. Itu juga menunjukkan bahwa Jokowi berpihak untuk mengungkap kasus ini yang memang syarat politis," kata Yansen.

Yansen juga menyebut masyarakat sudah jenuh menunggu polisi dalam pengungkapan kasus penyerangan terhadap Novel.

"Karena masyarakat sipil yakin dengan adanya TGPF akan membantu mengungkapkan kasus penyerangan Novel ini yang sarat dengan unsur politis," ujar Yansen.


Aksi "TikTok Novel" ini akan melibatkan beberapa koalisi masyarakat dan kampanye satu tahun kasus Novel itu, kata Yansen, akan digelar di depan Istana Negara. Rencananya, aksi itu juga akan melibatkan organisasi masyarakat yang peduli terhadap kasus tersebut.

"TikTok itu ibaratnya waktu, waktu yang lama tidak terungkapnya kasus novel Baswedan," ujar Yansen.

Yansen mengatakan aksi ini diikuti juga oleh masyarakat yang menandatangani petisi, dan beberapa lembaga di Jakarta. Akan tetapi, ia tidak dapat memperkirakan jumlah massa yang akan hadir.

"Ada koalisi masyarakat sipil lainnya. Ada Kontras, ICW, LBH Jakarta. Belum dapat diperkirakan jumlah masanya," ujar Yansen.


Lebih lanjut dia mengatakan aksi ini terbuka untuk siapapun yang ingin menuntut keadilan bagi Novel. Ia mempersilakan masyarakat ikut menyampaikan aspirasi kepada Jokowi.

"Untuk itu, kami mengajak semua orang yang peduli terhadap keadilan di Negara ini untuk hadir di aksi. Mari luangkan waktu untuk peduli," kata Yansen.

Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal selepas salat Subuh di masjid dekat rumahnya, pada 11 April 2017. Dia dilarikan ke rumah sakit dan dibawa berobat ke Singapura selama kurang lebih sepuluh bulan. (ayp/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER