Jakarta, CNN Indonesia -- Terdakwa kasus korupsi Kartu Tanda Penduduk eletronik (e-KTP)
Setya Novanto mengungkit prestasinya saat menjadi Ketua DPR RI. Salah satunya adalah prestasinya menambah kuota jemaah haji Indonesia.
Sebelum menjadi Ketua DPR, kata Setnov, jumlah calon jemaah haji Indonesia dipotong sebanyak 20 persen.
"Saya meminta penambahan kuota jamaah haji bagi Indonesia sebanyak 10.000 anggota jamaah yang saat ini kuotanya berjumlah 211.000 jamaah haji. Alhamdulillah Pemerintah Arab Saudi menyetujui penambahan kuota haji tersebut," kata Setnov saat membacakan nota pembelaannya di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setnov mengatakan penambahan kuota jemaah haji terjadi saat Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz berkunjung ke Indonesia. Saat itu ia mengaku melobi Raja Salman bersama dengan Presiden Joko Widodo.
Selain soal penambahan kuota, Setnov juga mengatakan telah berkomunikasi kepada Raja Salman terkait kekerasan TKI di Arab Saudi.
"Sayapun meminta kepada Raja Salman agar bisa mencari solusi terbaik mengenai masalah TKI yang mana dalam hal ini sering terjadi kekerasan yang dialami TKI di Arab Saudi," kata Setnov.
Dia juga mengaku meminta Raja Salman agar mau berinvestasi untuk pembangunan pemondokan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Dia berharap pemondokan itu bisa menekan angka biaya haji di Indonesia.
"Tujuan saya menyampaikan investasi pemodokkan haji ini karena Indonesia jauh tertinggal dari Malaysia yang ingin membeli lahan di Jeddah, Makkah, dan Madina," ujar dia.
Dengan prestasi tersebut, Setnov merasa tak terima harus menerima tuntutan 16 tahun penjara atas kasus korupsi e-KTP tersebut. Dia menegaskan tak pernah menerima uang sepeserpun dalam mega proyek yang diduga merugikan negara triliunan rupiah.
"Sungguh menyakitkan kalau pengabdian panjang tanpa kenal lelah harus berakhir tragis di jeruji besi tanpa tahu kesalahan apa yang telah saya perbuat," kata dia.
(ugo)