Pria tersebut bernama Misar. Dia tampak kaget saat
menyapanya, seolah tersadar dari permenungannya.
"Wah maaf pak saya lagi mumet. Saya Misar, saya lupa umur. Lagi mumet," kata Misar saat ditanya identitas dirinya.
Sehari-hari, Misar adalah juru parkir di kompleks ruko tempat diskotek Exotic yang telah diperintahkan oleh Pemprov DKI Jakarta berhenti beroperasi.
Kata Misar, Sudirman datang sekitar pukul 07.00 WIB Minggu (1/4). Saat tiba, Sudirman langsung naik ke lantai tiga. Misar menuturkan Sudirman berada di lantai tiga sekitar 30 menit.
"Terus langsung kolaps, terus langsung dibawa ke rumah sakit sama sekuriti. Nah, dia meninggal di jalan ke Husada," kata pria yang akrab dipanggil pak kumis ini.
Tewasnya Sudirman mendapat sorotan dari media massa dan Pemprov DKI.
Hanya berselang beberapa hari saja pihak Dinas PTSP Provinsi DKI langsung menerbitkan surat pencabutan izin Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) terhadap PT Exotic Paradise selaku pemilik Diskotek Exotic.
Dalam surat tertanggal 12 April 2018 itu, manajemen harus menutup secara mandiri kegiatan usaha yang dimilikinya dalam waktu lima kali 24 jam. Artinya batas waktu penutupan jatuh pada hari ini Rabu (18/4).
Menurut Misar, terakhir Diskotek Exotic beroperasi pada hari Sabtu (14/4) pukul 20.00 WIB sampai hari Minggu (15/4) pukul 07.00 WIB.
 Misar, penjaga parkir di Diskotek Ekso, Mangga Besar Jakarta Pusat. (CNN Indonesia/Jonathan Patrick) |
Misar pun angkat suara soal penutupan tempatnya mencari makan.
Dia menyebut Pemprov DKI tak bisa seenaknya menutup izin usah Exotic. Sebab penyelidikan belum menentukan penyebab kematian Sudirman, apakah karena overdosis atau serangan jantung.
Lebih lanjut, Misar menyebut kehadiran diskotek Exotic turut memberi kehidupan bagi warga sekitar.
Misar juga menyebut Diskotek Exo peduli terhadap warga setempat. Setiap bulan Ramadhan, pihak diskotek memberi sembako dan menyumbangkan daging kurban ke warga setempat.
"Memang positif, istilahnya pengertian kepada warga sekitar sini, mereka berikan sembako saat bulan puasa. Mereka memberi santunan bagi warga setempat yang meninggal, ya peduli lah," cerita Misar.
Seorang warga setempat, Oki berharap Pemprov DKI Jakarta memperhatikan dampak penutupan diskotek Exo terhadap warga setempat.
Jika benar-benar ditutup, Oki meminta Pemprov DKI memberikan lapangan pekerjaan untuk menghidupi warga sekitar.
"Kita ikut peraturan saja. Tapi para warga setempat yang hidup dari Exotic ini kasihan. Mereka ini mau mengadu kemana, kasihan mereka pasti sengsara nanti," kata Oki yang berprofesi sebagai pengemudi ojek pangkalan di Exotic.
Seperti Misar, Oki juga menggantungkan pendapatanya dari para pekerja atau tamu diskotek di sana. Dalam area parkir diskotek bahkan terdapat sebuah pangkalan ojek.
"Ini bahkan ada ojek yang dari Bogor juga ojeknya. Biasanya mereka dapat orderan banyak. Coba lihat, tuh, sekarang, pada merokok aja, berimbas juga ke sopir taksi, bajaj, pemulung botol," kata Oki.
Misar menimpali Oki dengan mengungkit soal Pilkada DKI Jakarta 2017. Dia mengklaim saat hari pemilihan, mayoritas warga daerah Mangga Besar memilih Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Bahkan Misar mendaku bagian dari tim sukses Anies di wilayah tempat tinggalnya. Ia meyakini dukungan kepada Anies akan berkurang di wilayahnya jika Gubernur DKI itu tetap menutup mata atas kesejahteraan warga di Mangga Besar.
"Makanya, kalau dibilang kecewa, ya, gimana, sudah memilih dia. Tapi, tidak boleh menyesal," ujar Misar.