Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengakui janji untuk membangun tempat perlindungan atau selter di Kampung Kunir, Jakarta Barat belum bisa terealisasi. Kampung Kunir menjadi satu dari tiga wilayah yang dijanjikan dibangun selter usai digusur oleh Pemprov DKI masih dipimpin Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Sandi menyampaikan ada kendala dalam proses koordinasi dan sosialisasi dalam pembangunan shelter di Kampung Kunir itu.
"Iya itu terkendala, Kampung Kunir
next. Kemarin terkendala, kemarin masih ada permasalahan dari sosialisasinya belum," ucap Sandi saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Rabu (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandi tak menyebut rinci apa kendala yang menyebabkan pembangunan selter Kampung Kunir tertunda. Sandi hanya bisa menyampaikan pembangunan selter akan dilakukan secepatnya, tanpa menyebut waktu pasti pelaksanaan.
Sandi menyebut model pembangunan selter di Kampung Kunir akan menyerupai selter di Kampung Akuarium, Jakarta Utara yang sudah dibangun sejak Januari 2018 lalu.
"Kemarin sudah datang, begitu mereka (warga Kampung Kunir) diterima oleh kami, ada pembicaraan yang lebih mengerucut, kami akan buat modelnya sama dengan Kampung Akuarium," tuturnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun selter di Kampung Akuarium (Jakarta Utara), Kampung Kunir (Jakarta Barat), dan Bukit Duri (Jakarta Selatan) dengan anggaran Rp21 miliar. Pembangunan shelter diperuntukan bagi warga sebagai tempat tinggal sementara usai penggusuran oleh Pemprov DKI era Ahok.
Dari total Rp21 miliar yang rencananya dialokasikan, Rp6 miliar diantaranya untuk Bukit Duri. Sementara Rp15 miliar ditujukan untuk Kampung Kunir dan Kampung Akuarium.
Namun sejauh ini, Pemprov DKI baru merealisasikan pembangunan shelter di Kampung Akuarium. Total ada 90 shelter yang dibangun di sana.
Sementara pembangunan selter di Kampung Kunir dan Bukit Duri belum terwujud sampai hari ini.
(osc/gil)