Jelang Pilkada, Wapres Ingatkan Polri Soal Bahaya Teknologi

Martahan Sohuturon | CNN Indonesia
Sabtu, 05 Mei 2018 03:20 WIB
Wapres Jusuf Kalla mengingatkan Polri soal potensi teknologi dalam memicu konflik dalam gelaran Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (26/4). (Biro Setwapres)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla alias JK mengingatkan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) soal efek teknologi terhadap keamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018.

"Dewasa ini, masalah teknologi yang paling banyak menyebabkan masalah, yang bisa menjadi hate speech, berita hoaks, dan sebagainya. Hal itu tentu yang kita harus bekerja sama dengan semua sistem di pemerintahan kita," katanya, saat memberikan sambutan dalam Apel Kepala Satuan Wilayah Kepolisian di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan pada Jumat (4/5).

Menurutnya, kecepatan penyebaran informasi melalui media sosial dapat memicu berkembangnya berita yang belum terkonfirmasi kebenarannya seperti hoaks, atau ujaran kebencian di tengah masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantaran itu, JK meminta seluruh anggota Polri memiliki pengetahuan teknologi informasi yang baik agar dapat mengatasi penyebaran hoaks dan ujaran kebencian dan mencegah konflik.

"Polisi harus profesional, modern dan dapat dipercaya. Maka pastilah salah satu syarat sekarang sistem kepolisian kita ialah menguasai teknologi," katanya.

Selain itu, JK juga mengingtkan Polri terkait masalah lain yang juga kerap menimbulkan konflik sosial, yakni terkait perbedaan agama dan pandangan politik.

"Konflik sosial bisa terjadi, bisa juga diikuti dengan konflik agama, bisa terjadi karena masalah politik," katanya.

Menurut JK, pencegahan konflik itu penting demi memelihara rekam jejak perdamaian dalam pesta demokrasi di Indonesia, beberapa tahun terakhir.

Menurut JK, aturan lebih ketat dan pengamanan yang baik membuat pesta demokrasi di Indonesia berjalan baik.

"[Indonesia] berbeda apa yang terjadi dengan tempat lain kayak di Filipina, Pakistan. Kalau Pilkada tanpa bunuh-membunuh itu bukan pilkada bagi mereka, lalu pasti ada konflik," kata JK.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan apel kepala satuan wilayah (kasatwil) 2018 digelar lebih cepat. Sebab, ada beberapa peristiwa penting yang terjadi dalam waktu dekat.

"Apel Kasatwil ini biasanya pertengahan tahun, tapi ini kami percepat untuk menyamakan persepsi dalam menghadapi agenda yang kami anggap 'urgent'," kata dia.

Sejumlah agenda yang dibicarakan dalam Apel Kasatwil tersebut antara lain kesiapan menyambut bulan Ramadan, persiapan pengamanan arus mudik dan arus balik Lebaran, persiapan ajang Asian Games dan pendaftaran capres-cawapres.

(arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER