Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan pihaknya mendapat informasi ada rencana penyerangan terhadap personel kepolisian sebagai buntut dari rusuh napi
teroris di
Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
"Tentunya ini juga kita memantau informasi yang berkembang bahwa memang ada arah-arah ke sana. Maksudnya arah untuk melakukan penyerangan terhadap Polri," ucap Setyo di Mabes Polri, Jumat (11/5).
Menanggapi informasi tersebut, lanjut Setyo, pimpinan Polri telah memerintahkan peningkatan pengamanan dan kesiagaan. Hal itu, kata dia, sebagai upaya mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan hingga menimbulkan korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pimpinan Polri sudah memerintahkan kepada seluruh jajaran agar meningkatkan pengamanan," katanya.
Kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok terjadi sejak Selasa (8/5) malam hingga Kamis (10/5) pagi. Insiden tersebut mengakibatkan lima anggota polisi dan satu tahanan teroris meninggal dunia. Polisi mengklaim kerusuhan terjadi akibat masalah sepele, yakni soal makanan.
Tahanan teroris sempat menguasai Blok A B dan C Mako Brimob. Mereka juga memiliki sejumlah senjata api serta senjata tajam. Setelah 36 jam, polisi akhirnya mengambil alih Mako Brimob yang ditandai dengan empat dentuman pada Kamis (10/5) pagi dan ratusan napi teroris menyerahkan diri.
Buntut dari kericuhan tersebut, 145 napi teroris dipindahkan ke Nusakambangan. Sementara itu, 10 lagi masih ditahan di Mako Brimob terkait penyelidikan. Kerusuhan itu memakan korban jiwa lima petugas kepolisian, dan seorang napi teroris.
Pada saat yang hampir bersamaan, polisi mencegat empat terduga teroris di Tambun, Kabupaten Bekasi, yang diduga hendak menuju Mako Brimob. Dua orang melawan, sehingga dilepas tembakan. Satu orang tewas, dan satu lagi dalam perawatan.
Dari mereka polisi menyita puluhan butir peluru berbagai jenis, puluhan paku tembak, dan busur besi.
Kemudian, pada Jumat (11/5) dini hari WIB, terjadi kembali penyerangan di dalam Mako Brimob yang menewaskan seorang petugas intel. Semua itu bermula ketika petugas intel Brimob, Marhum Prencje, hendak melakukan patroli dan mendapati orang tak dikenal yang gerak-geriknya mencurigakan di luar Mako Brimob.
Pria yang kemudian diketahui berinisial TS tersebut dibawa untuk diperiksa di dalam kantor dalam Mako Brimob. Namun, saat dibawa dengan pengawalan Marhum dan dua petugas lain, TS mengeluarkan pisau yang disembunyikan di bawah kemaluannya.
Marhum tewas dalam perawatan akibat luka tusuk di bagian perut. Sementara itu, TS tewas karena tembakan saat mencoba menyerang dua petugas lain setelah menusuk Marhum.
(kid/pmg)