Jakarta, CNN Indonesia -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam dan mengutuk aksi teror bom di Surabaya, Jawa Timur yang telah menewaskan belasan orang dan puluhan lainnya luka-luka.
"Tindakan tersebut di luar nalar akal sehat dan sudah melampaui batas nilai kemanusiaan," kata Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid Sa'adi melalui pesan singkat, Senin (14/5).
"Pelakunya patut diduga adalah orang yang tidak beragama dan sudah hilang rasa kemanusiaannya. Atas dalih apa pun tindakan tersebut tidak dibenarkan karena bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zainut juga mengimbau masyarakat Indonesia dan seluruh pemimpin agama menyatakan perang melawan terorisme.
"Karena terorisme merupakan kejahatan terhadap negara, agama dan nilai-nilai kemanusiaan sehingga harus menjadi musuh kita bersama," kata Zainut Tauhid Sa'adi.
Kota Surabaya pada Minggu (13/5) diguncang rangkaian serangan bom bunuh diri di tiga gereja. Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, disusul serangan bom ketiga di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno. Sampai saat ini tercatat 13 orang tewas dan 41 orang luka-luka dalam kejadian itu.
Tak berselang lama, bom meledak di Kabupaten Sidoarjo, tepatnya di Rusunawa Wonocolo, menewaskan tiga orang dan dua anak-anak terluka. Diduga kuat ledakan itu tidak sengaja terjadi saat pelaku sedang merakit bom.
Bom berikutnya terjadi di Mapolrestabes Surabaya pada pagi hari tadi.
Polri menyatakan pelaku bom bunuh diri di tiga gereja dan di Rusunawa Wonocolo adalah dua anggota keluarga dan didalangi kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kapolri Tito Karnavian menyebut aksi JAD di Surabaya adalah instruksi dari ISIS pusat yang sedang terdesak di sejumlah medan pertempuran di Timur Tengah.
Tito menyebut pemicu lain dari serangan bom Surabaya adalah sebagai pembalasan atas perlakuan terhadap pimpinan JAD, Aman Abdurrahman.
(wis/asa)