Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR
Agus Hermanto meyakini
Revisi Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dapat diselesaikan Juni mendatang, sebagaimana ditargetkan Presiden Joko Widodo.
"Saya mendengar Presiden Jokowi menargetkan sampai Juni. Kalau lewat, Jokowi akan menerbitkan Perppu," kata Agus di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (15/5).
Menurut Agus, DPR akan menggelar rapat Paripurna pengesahan Undang-undang Terorisme. Namun pemerintah menunda pengesahan tersebut karena masih melakukan kesamaan definisi soal terorisme dan penindakan pihak kepolisian terhadap teroris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah minta supaya ditunda karena masih ada hal-hal yang harus diseragamkan di dalam pemerintah itu sendiri mengenai frasa daripada terorisme itu sendiri," ujarnya.
Agus mengatakan jika sudah ada kesamaan, maka RUU terorisme dapat disahkan. Agus meyakini revisi ini akan berjalan lebih cepat karena banyak partai pendukung Jokowi.
"Saya kira partai politik yang mendukung pemerintahan Pak Jokowi juga cukup besar. Sehingga menurut kami hal-hal yang menjadi keinginan pemerintah bisa dilaksanakan dengan secepatnya," ujar Agus.
Agus berjanji pihaknya akan segera menggelar rapat paripura untuk mengesahkan RUU Terorisme usai masa reses berakhir.
"Kita sepakat juga akan kita laksanakan setelah selesai masa reses ini sehingga Insyaallah bulan yang ditargetkan bulan Juni dapat selesai RUU terorisme," kata Agus.
Agus mengatakan langkah pertama saat masa reses sidang berakhir adalah DPR akan melakukan rapat dengar pendapat antara Pansus DPR dengan pemerintah untuk mendapatkan kesamaan dalam RUU Terorisme.
"Tentunya hari pertama yang dilaksanakan adalah rapat dengar pendapat antara Pansus RUU terorisme yang terdiri dari seluruh fraksi," kata Agus.
Terkait salah satu perubahan UU Terorisme bahwa TNI juga ikut serta dalam pemberantasan terorisme, menurut Agus hal ini sudah disetujui DPR dan pemerintah. Pasalnya TNI dapat membantu Polri dalam pemberantasan terorisme.
"Karena TNI dalam hal ini mempunyai banyak pengalaman. Bahkan pendidikan anti-teror pun juga ada di TNI sehingga menjadi personel yang andal," kata Agus.
(pmg/gil)