Aksi Teror Sulit Dideteksi karena Libatkan Keluarga

Priska Sari Pratiwi & JNP | CNN Indonesia
Kamis, 17 Mei 2018 00:09 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan aksi teror yang melibatkan keluarga tidak mengharuskan komunikasi dengan pihak luar, sehingga sulit dideteksi.
Kepala Staf Presiden Moeldoko menyebut aksi terorisme dalam sepekan terakhir ini sulit dideteksi karena melibatkan keluarga. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Kepresidenan Jenderal Purnawirawan Moeldoko menyebut aksi teror saat ini semakin sulit dideteksi. Pasalnya, rentetan aksi teror yang terjadi belakangan cenderung melibatkan satu keluarga.

"Kalau itu dimunculkan satu keluarga, sel-sel dalam keluarga, dia tidak perlu menggunakan alat komunikasi, sehingga sulit dideteksi. Cukup berbisik-bisik di rumah akan merencanakan apa, begini cukup," ujar Moeldoko di kantor wakil presiden Jakarta, Rabu (16/5).

Cara ini berbeda dengan pelaku teror yang bukan berasal dari satu keluarga. Menurut Moeldoko, pola komunikasi kelompok teror yang bukan satu keluarga akan lebih mudah dideteksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi kalau selnya tersebar dia harus komunikasi, nah, itu mudah dideteksi," katanya.

Kesulitan lain dalam aksi teror yang marak sepekan terakhir ini karena cara pelaku teror meledakkan diri.

Moeldoko menilai cara mereka yang masuk ke markas kepolisian dengan meledakkan diri ketika disetop petugas adalah metode baru.

"Ini metode baru yang perlu diantisipasi karena melampaui dari apa yang dipikirkan pelaku," ucap Moeldoko.

Terpisah, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan pemerintah daerah harus meningkatkan pengawasan dan pendeteksian dini terhadap terorisme di daerah.

Dalam tindakan preventif ini, pemerintah daerah harus melibatkan masyakarat khususnya pemuka agama dan tokoh masyarakat di daerah. Tjahjo menegaskan perjuangan melawan terorisme bukan hanya tugas TNI dan polisi. 

"Koordinasi dengan semua pihak dengan pemuka agama, tokoh masyarakat, tokoh-tokoh adat di daerah agar bisa deteksi dini terhadap terorisme," kata Tjahjo usai menghadiri acara Konsolidasi Penyiapan RPJMD 2019 s/d 2023 di Hotel Bidakara, Jakarta.

Tjahjo menjelaskan masyarakat dalam pendeteksian dini memegang peranan penting karena terduga teroris juga berasal dari lapisan masyarakat.

"Kasus di Surabaya kita tidak tahu warga yang baik ternyata punya pikiran yang jelek. Kalau melibatkan masyarakat bisa saling bergaul, saling berkunjung sehingga tahu pikiran dan tahu masalah warga," jelas Tjahjo.

Tjahjo menyebut tindakan preventif terhadap terorisme akan membawa kestabilan di setiap daerah. Pasalnya keamanan di daerah terjaga sehingga menciptakan suasana kondusif.

Dengan suasana kondusif, kata Tjahjo, akan menunjang program-program yang dicanangkan oleh pemerintah daerah. (wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER