Jakarta, CNN Indonesia -- Perdebatan tentang penyitaan
Alquran dalam penggeledahan kediaman terduga teroris di Medan, Sumatera Utara, terus bergulir. Anggota Komisi II DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera,
Mardani Ali Sera, menyebut tindakan polisi salah kaprah dan dianggap sebagai kebodohan.
"Barang bukti Alquran itu sesuatu tindakan yang bodoh, bodoh, Alquran itu kitab suci," kata Mardani di kawasan Menteng, Jakara Pusat, Sabtu (19/5).
Jika pihak kepolisian terus menggunakan Alquran sebagai barang bukti pelaku terorisme, Mardani menyatakan itu sama saja menganggap semua umat muslim yang memiliki Alquran adalah teroris. Selain itu, kata Mardani, jika hal itu terjadi maka seluruh tempat yang menyimpan Alquran bisa dikatakan sebagai sarang teroris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masjid misalnya, kan ada Alquran, teroris dong. Rumah orang muslim ada Alquran, teroris dong," katanya.
Pria yang juga menjabat Ketua DPP PKS ini mengatakan jangan sampai aparat kepolisian bertindak semena-mena terhadap suatu kepercayaan. Kata dia, masalah yang dihadapi saat ini bukan soal masalah agama atau kepercayaan seseorang.
"Tapi kita ini sedang berhadapan dengan orang sakit, tak ada hubungannya Alquran dengan teroris," katanya.
Hal serupa juga berlaku pada sejumlah razia dan cap buruk terhadap perempuan berniqab. Mardani menyayangkan sikap intoleran yang justru dilakukan aparat terhadap perempuan-perempuan bercadar yang melakukan itu atas dasar kepercayaan mereka.
"Ini tidak benar, justru merazia perempuan berniqab menganggapnya di luar lingkaran itu sama dengan memecah belah, dan semakin mendekatkan kita pada perpecahan dan ini yang memang diinginkan oleh teroris itu," kata dia.
Sedangkan Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal
Setyo Wasisto menjamin tidak menjadikan
Alquran sebagai barang bukti dalam kasus terorisme. Hal ini disampaikan Setyo terkait kabar perihal dijadikannya Alquran sebagai barang bukti saat penggeledahan tempat tinggal terduga teroris, yang berujung munculnya petisi dari masyarakat.
"Itu bukan menyita tapi mengamankan. Sebab kalau tidak diamankan, maka Alquran tersebut akan rusak atau malah tidak terurus dengan baik. Anggota Densus sebagian besar muslim, jadi tahu betul memperlakukan kitab suci Alquran," kata Setyo.
(ayp)