Cerita JK Bandingkan Kemudahan Ibadah di Indonesia dan Turki

Priska Sari Pratiwi | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Jun 2018 02:03 WIB
JK memandang positif kemudahan ibadah di Indonesia karena di setiap acara selalu ada jeda istirahat, salat, makan, tak seperti di negara lain termasuk Turki.
Wakil Presiden Jusuf Kalla membandingkan kebebasan beribadah di Indonesia yang menurutnya lebih baik dari negara lain termasuk Turki. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku bahagia dengan kemudahan beribadah di Indonesia. Menurut JK, di tiap acara kenegaraan yang ia hadiri selalu memberi jeda untuk istirahat, salat, makan atau yang dikenal dengan ishoma.

JK membandingkan dengan kondisi di sejumlah negara yang kerap tak memberi waktu untuk beribadah. Bahkan hal itu terjadi saat dirinya berkunjung ke Turki awal Ramadan lalu yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

"Bersyukur hidup di RI, dalam keagamaan saya kira jauh lebih baik dari banyak orang yang bicara tentang keislaman," ujar JK di Jakarta, Kamis (31/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat di Turki, pertemuan dimulai pukul lima sore waktu setempat. Hingga waktu maghrib, JK mulai berpikir acara akan dihentikan sementara untuk berbuka puasa dan ibadah.

Namun ternyata sebelum waktu maghrib, peserta acara hanya dibagikan teh dan kurma. Di waktu buka puasa pun, acara terus berlangsung.

"Setelah itu langsung saja bicara terus. Jangankan tarawih, maghribnya (juga tidak ada)," katanya.

JK tak menampik bahwa ibadah salat saat itu sebenarnya bisa dilakukan dengan menjamak atau menggabungkan salat magrib dengan isya yang dilanjut tarawih. Hal itu diperbolehkan terlebih posisinya sebagai musafir yang sedang berpergian jauh.

Namun ia heran karena Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang beragama Islam dan bukan sebagai musafir juga tidak menjalankan ibadah salat magrib.

"Betul kalau saya musafir di sana bisa jamak, tapi Erdogan, kan, sudah (tinggal) di Turki. Jadi saya bersyukur di RI pasti interupsi segala macam itu untuk ishoma," tutur JK.

Pengalaman berbeda justru ia rasakan saat berkunjung ke Spanyol yang masyarakatnya mayoritas beragama non muslim. Saat itu juga bertepatan dengan bulan Ramadan.

JK baru saja menempuh penerbangan dari Amerika Serikat singgah di Frankfurt, Jerman, hingga tiba di Madrid, Spanyol.

Begitu tiba, JK langsung mengajak sejumlah rombongan dan kolega di Spanyol untuk minum kopi di sebuah kafe. Namun lantaran melihat ada sejumlah orang dari rombongan yang mengenakan peci, JK justru diingatkan oleh pelayan bahwa saat itu belum waktu buka puasa.

"Dia bilang, 'muslim ini muslim? hey jangan ini belum'," ucap JK menirukan pelayan saat itu.

JK pun menjelaskan dirinya boleh tak berpuasa karena saat itu sebagai musafir usai menempuh perjalanan jauh. Namun penjelasannya itu justru dijawab oleh pelayan, "Oh justru itu, wakil presiden harus kasih contoh. Janji besok puasa hari ini dikasih kopi tapi besok mesti puasa," tuturnya.

"Maka kita bersyukur suasana luar biasa keagamaan di RI jauh lebih baik dari suasana keagamaan di banyak negara," lanjutnya. (wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER