Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Umum
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom menyayangkan sikap Komunitas Pendeta Internasional Indonesia Sumatera Utara yang hanya mendoakan salah satu pasangan calon gubernur dalam
Pilkada Sumut 2018.
Menurut dia, penyelenggara gereja seharusnya tidak ikut terlibat dalam politik praktis. Sebab, hal tersebut nantinya bisa menimbulkan perpecahan.
"Pendeta-pendeta yang terlibat dalam politik praktis ini yang sangat kita sayangkan karena sejak lama PGI mengimbau bahwa pendeta-pendeta tidak terlibat dalam politik praktis," ujar Gomar dalam konferensi pers terkait pilkada serentak 2018, Kamis (21/6) di Grha Oikumene, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan pendeta yang memang ingin terjun ke dunia politik dipersilakan asalkan telah menanggalkan fungsi kependetaannya dalam umat. Hal ini terlepas dari siapa pun partai atau tokoh politik yang ingin didukung para pendeta.
"Boleh saja terlibat tetapi tanggalkan dulu fungsi-fungsi kependetaannya dalam umat karena ini akan menimbulkan kegaduhan baru karena umat belum tentu pandangan politiknya sama dengan pendetanya," imbuhnya.
Meski tak menyarankan untuk ikut politik praktis, Gomar meminta gereja hadir dalam politik moral. Jika ingin mendoakan para paslon, imbuh Gomar, maka sebaiknya undang semua paslon untuk didoakan bersama-sama.
 Komunitas Pendeta Internasional Indonesia doakan Edy Rahmayadi menang di Sumut. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi) |
Bukan berarti didoakan agar salah satu paslon menang, tetapi siapa pun yang menang akan menjadi perekat bangsa.
Kendati demikian, dia menyadari nafsu untuk memberikan dukungan pada pandangan politik tertentu sering kali tak bisa dibendung para pendeta. Gomar hanya mengingatkan sebagai seorang pendeta harus memperjuangkan kesatuan bangsa.
"Mungkin syahwat berpolitik para pendeta ini kadang kala sulit dibendung, ya. Di dalamnya ada kepentingan-kepentingan tertentu, maka kita mengimbau untuk membela kepentingan-kepentingan jangka panjang yakni kesatuan bangsa," tutupnya.
Komunitas Pendeta Internasional Indonesia Sumatera Utara menilai Edy Rahmayadi layak menjadi pemimpin yang tepat bagi provinsi tersebut.
Pdt. Dr. Eben Siagian menyatakan sosok Edy memiliki kriteria pemimpin yang sesuai seperti yang disebutkan firman. Di antaranya adalah dapat dipercaya, dan tidak korupsi serta takut dengan Tuhan.
Edy Rahmayadi berpasangan dengan Musa Rajekshah maju ke Pilkada Sumatera Utara pada tahun ini. Pasangan itu akan maju melawan pasangan Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus.
(dal/pmg)