TNI Bantah Serang Kelompok Bersenjata di Nduga Papua

Ramadhan Rizki Saputra | CNN Indonesia
Jumat, 13 Jul 2018 05:03 WIB
Beredar kabar jika gabungan TNI-Polri pada tanggal 11 Juli 2018 melakukan serangan udara ke kota Kenyam, Nduga, Papua dengan menggunakan Helikopter milik TNI.
Operasi KKSB. (Dok. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) Cenderawasih Kolonel Muhammad Aidi menegaskan bahwa TNI belum pernah mengerahkan pasukan dan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) untuk mengejar kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Nduga, Papua.

Hal itu ia sampaikan untuk merespon berbagai kabar yang menuduh pasukan gabungan TNI-Polri pada tanggal 11 Juli 2018 melakukan serangan udara ke kota Kenyam dengan menggunakan pesawat Helikopter milik TNI.

"Belum ada pergerakan pasukan TNI untuk mengejar kelompok itu baik dari darat maupun lewat udara," ujar Aidi berdasarkan keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (12/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mantan Komandan Distrik Militer Jayawijaya itu turut menjelaskan bahwa pasukannya belum pernah menggunakan Alutsista berupa helikopter dan pesawat militer untuk mengejar kelompok tersebut.

Ia menegaskan bahwa Helikopter dan pesawat milik TNI hanya digunakan untuk membantu pemerintah daerah setempat menyalurkan logistik bagi masyarakat di daerah tersebut.

"Hanya untuk pendorongan logistik termasuk mendukung Pemda dan membantu masyarakat mengatasi kesulitan rakyat khususnya dalam hal sarana angkut," jelasnya.

Selain itu, Aidi juga mengatakan bahwa aparat kemanan gabungan TNI-Polri hanya melakukan penindakan hukum terhadap anggkta KKSB yang telah terbukti menggunakan senjata ilegal untuk melakukan pemberontakan dan pembantaian.


Menurutnya, tindakan kelompok tersebut tak bisa ditolerir karena telah melakukan teror terhadap masyarajat dan mengancam kedaulatan negara.

"Beda dengan pihak KKSB, mereka adalah gerombolan tidak mengenal norma, hukum dan aturan. Tidak mengenal combatan dan non combatan, bahkan anak kecilpun mereka bantai," ungkapnya.

Disamping itu, Aidi meminta kepada masyarakat di wilayah Nduga tak perlu khawatir terhadap keberadaan aparat kemanan.


Ia juga mengimbau agar masyarakat Nduga tetap berada di wilayah pemukiman yang dijaga oleh petugas untuk menjamin keselamatannya masing-masing.

"Tetaplah berdiam di pemukiman atau di kota, terutama di daerah yang ada aparat keamanannya, maka TNI-Polri akan menjamin keamanan rakyat," pungkasnya.

Dikethaui, beberapa pekan terakhir situasi di Nduga tampak mencekam. Diawali pada Kamis (12/6) di mana serangkaian penembakan terjadi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Papua.


Aparat kepolisian pun melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata yang ada di Nduga terkait kasus penembakan pesawat serta pembunuhan tiga warga sipil dan pembacokan orang anak.

Kemudian, pada Jumat (22/6), penembakan kembali terjadi terhadap pesawat Dimonim Air asal Timika dengan pilot Kapten Kasta Gunawa bersama co-pilot Irena Nur Fadila yang membawa 17 personel perbantuan dari Brimob untuk pengamanan Pigub Papua.

Tak berhenti sampai disitu, penembakan terjadi lagi pada Senin (25/6) lalu, kelompok bersenjata menembak pesawat Twin Otter Trigana Air PK-YRU rute Wamena-Keneyam, yang membawa 15 orang anggota perbantuan Brimob di Bandara Keneyam. Selain itu, penembakan juga terjadi yang mengakibatkan tiga warga sipil meninggal dunia dan satu orang anak mengalami luka berat (dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER