Tepis Politik Identitas, Mahfud Dinilai Cocok Dampingi Jokowi

Ramadhan Rizki | CNN Indonesia
Sabtu, 14 Jul 2018 05:43 WIB
Pengamat politik LIPI Lili Romli mengatakan Jokowi harus mampu mengantisipasi serangan isu politik identitas dan memilih cawapres dari kelompok Islam.
Mahfud MD dinilai layak mendampingi Jokowi di pilpres 2019. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2017 masih menyimpan trauma karena maraknya penggunaan politik identitas bernuansa suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) untuk meraih kekuasaan.

Begitu pula jelang pilpres 2019. Selama masa pemerintahannya, Jokowi kerap dirundung tudingan sebagai pemerintah yang anti terhadap Islam dari beberapa kelompok.

Mulai tudingan anti-Islam akibat perkara penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hingga tudingan anti-Islam akibat mengkriminalisasi ulama seperti Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli mengatakan Jokowi harus mampu mencegah dan mengantisipasi serangan isu politik identitas dari kelompok tertentu untuk tujuan politik di pilpres 2019.

Ia pun menyarankan agar Jokowi dapat memilih calon wakil presiden (cawapres) dari tokoh kelompok Islam yang dapat menangkal dan meredam isu SARA dan berpotensi kembali diarahkan kepadanya jelang pilpres.

Menurutnya selama ini telah beredar anggapan di masyarakat bahwa Jokowi tak dekat dan justru antipati terhadap kelompok Islam.

"Karena dianggap selama ini kan klaimnya Pak Jokowi itu jauh dengan Islam kan gitu, padahal kesan itu kan salah, jadi strateginya dia bisa memilih [cawapres] dengan mengakomodir [kelompok Islam] itu," ujar Lili.


Lili menilai figur yang paling layak dipertimbangkan Jokowi menjadi cawapres adalah sosok mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Muhammad Mahfud MD sebagai representasi dari kalangan Islam yang dapat meminimalisasi serangan politik identitas bagi Jokowi saat pilpres mendatang.

"Saya kira itu bisa meminimalisir, tapi dengan ada Mahfud MD itu kan jadi bisa merangkul sekalian kalangan Islam," ungkapnya.

Tak hanya itu, Lili juga menilai Mahfud sebagai tokoh yang paling pantas menjadi cawapres Jokowi ketimbang nama-nama lain dari kalangan kelompok Islam yang telah beredar di masyarakat.

Mahfud Dinilai Cocok Dampingi Jokowi Tepis Isu Politik IdentiPresiden Joko Widodo ditemani Gubernur NTB TGB Zainul Majdi saat mengunjungi Lombok. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Beberapa nama dari kelompok Islam yang digadang-gadang menjadi cawapres Jokowi di antarnya Gubernur NTB TGB Zainul Majdi, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy.

Mahfud dianggap memiliki berbagai modal politik yang baik di mata masyarakat dan kelompok Islam.

Lili mejabarkan modal yang dimiliki Mahfud di antaranya ia merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU) dan turut memiliki basis dukungan dari kalangan Muhammadiyah dan kelompok Islam lainnya karena sosoknya yang moderat dan luwes dalam berkomunikasi dengan kelompok manapun.

Tak hanya itu, Lili juga menilai sosok Mahfud sudah memiliki kapasitas sebagai cawapres karena memiliki track record dan pengalaman sebagai menteri di era presiden Abdurahman Wahid, anggota DPR dan Ketua MK yang memiliki integritas baik.

Melihat berbagai pertimbangan itu, Lili yakin bahwa pengalaman dan kemampuan Mahfud dinilai bisa melengkapi kelemahan stigma negatif dari kalangan kelompok Islam kepada Jokowi.

"Makanya ketika Pak Mahfud ini digandeng bisa sebagai strategi ya, karena integritasnya sudah terbukti, dia enggak punya beban masalah, dia juga punya basis dukungannya yang besar," kata profesor riset LIPI tersebut.


Meski banyak kelebihan, Lili juga mengatakan Mahfud memiliki kelemahan seperti tak memiliki modal kemampuan dalam bidang perekonomian yang menjadi tugas berat bagi pemerintahan Jokowi saat ini.

Selain itu, Mahfud juga dinilai tak memiliki modal finansial yang cukup untuk menghadapi kontestasi pemilihan presiden di Indonesia yang sangat liberal hingga membutuhkan dana yang tak sedikit.

"Memang ada beberapa plus minusnya, makanya Pak Jokowi kan mikir-mikir, hati-hati, bisa blunder nanti malah bisa merugikan elektoral dia, dari kandidat-kandidat lain itu jika dianalisis plus minusnya, yang lebih plusnya itu ya Mahfud MD, ini saya ngomong gini bukan artinya dukung Mahfud loh ya," ujar Lili. (pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER