Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Said Aqil Siradj menyebut Hariyono telah ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua BPIP yang lowong sejak ditinggalkan Yudi Latief.
"Sementara ini [ketua BPIP] dipegang oleh Prof Hariyono yang berasal dari Malang," ujar Said Aqil saat ditemui di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (18/7).
Hariyono menjabat Wakil Kepala BPIP sebelum Yudi memutuskan mundur pada Juni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guru Besar Universitas Negeri Malang itu pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Advokasi Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) sebelum lembaga itu berubah nama menjadi BPIP.
Said mengatakan pihaknya masih melakukan pembahasan baik secara internal maupun bersama Presiden Joko Widodo untuk menentukan siapa yang mengisi Ketua BPIP definitif.
"Belum belum [yang definitif]. Tapi lagi kita minta masukan dulu," ujarnya.
Said Aqil mengakui pihaknya telah memakan waktu yang cukup lama untuk menentukan ketua umum yang definitif.
 Hariyono (ketiga kiri) saat mendampingi Yudi Latif bertemu Panglima TNI beberapa waktu lalu. (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati) |
BPIP saat ini masih melakukan restrukturisasi dan mencari personel untuk mengisi jabatan di tingkat eselon I, eselon II dan kedeputian. Said memastikan pengganti Yudi akan ditetapkan setelah seluruh posisi yang kini kosong sudah terisi.
"Soalnya kita masih membuka posisi eselon satunya, deputi-deputi dan eselon dua. Eselon satu langsung kita yang wawancarai," ujarnya.
Haroyono mengonfirmasi bahwa dirinya telah ditunjuk untuk menjabat sebagai plt Ketua BPIP sebelum ditetapkannya posisi ketua yang definitif.
"Iya benar, mulai menjabatnya sejak tanggal 2 Juli kemarin," kata Hariyono saat dihubungi
CNNIndonesia.com pada Kamis (18/7).
Yudi Latif telah resmi mengirimkan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi beberapa bulan lalu. Hal itu dilakukan sebab ada hal penting lainnya yang memerlukan perhatian.
Alasan pengunduran diri Yudi lainnya adalah BPIP sudah saatnya memerlukan penyegaran dengan memiliki pemimpin baru.
(gil)