Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Sabrar Fadhillah mengatakan masa tugas
Satgas Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah telah diperpanjang hingga tiga bulan ke depan untuk mengejar sisa-sisa anggota kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MTI) pimpinan Santoso.
Perpanjangan operasi gabungan pasukan TNI-Polri yang melibatkan ribuan personel itu terhitung mulai awal Juli hingga September 2018 mendatang.
"Saya dengar iya, ada perpanjangan hingga tiga bulan ke depan ya," ujar Sabrar saat dikonfirmasi Jumat (20/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak berjalan 2016 silam, Operasi Tinombala telah diperpanjang berulang kali, meski Komandan MIT Santoso alias Abu Wardah telah tewas dalam baku tembak di Pegunungan Biru, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah Bulan juli 2016 lalu.
Pada Januari 2018, Kepala Bidang Hubungan Masyarkat (Kabid Humas) Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hadi Suprapto mengumumkan perpanjangan Operasi Tinombala hingga Maret 2018.
Lalu pada April 2018, Sabrar mengatakan Operasi Tinombala diperpanjang hingga Juni 2018.
Dalam perpanjangan kali ini, Sabrar menyampaikan Operasi Tinombala bertujuan untuk meringkus sisa-sisa anak buah kelompok teroris Santoso yang sampai saat ini masih terus bergerak.
Ia mengatakan pihaknya bersama kepolisian masih terus memburu sekitar 5-6 anggota teroris Santoso yang tersisa dan bersembunyi di wilayah tersebut.
"Jumlahnya, kan, sudah semakin kecil. Itu yang saya dengar alasan utama [perpanjangan]. Masih ada, memang, tapi kecil sekali mungkin lima sampai enam orang," ujarnya.
Selain itu, Sabrar menyebut pihaknya tidak akan menambah kekuatan jumlah personel dan hanya meneruskan pasukan yang sudah terlibat dalam operasi itu sebelumnya.
TNI juga tetap menggunakan strategi operasi teritorial dengan pendekatan persuasif tanpa kekerasan untuk membujuk sisa-sisa anggota teroris Santoso agar kembali ke pangkuan NKRI.
Operasi Teritorial merupakan operasi yang dijalankan satuan militer dengan sasaran, waktu, tempat, dan dukungan logistik yang telah ditetapkan sebelumnya. Operasi tersebut disusun dengan perencanaan terinci untuk mencapai misi khusus atas perintah dari komando atasan.
"Pendekatan ke orang kampung, pendekatan ke keluarganya untuk mengimbau yang anaknya masih di dalam [sembunyi] supaya turun. Kedua semakin menekankan kepada mereka bahwa pemerintah Indonesia itu benar dan bagus agar dia turun dengan sendirinya tanpa ada pertempuran atau tembak menembak," kata Sabrar.
(wis)