Jakarta, CNN Indonesia -- Bupati Nduga Yairus Gwijangge membantah tuduhan soal tidak netral saat pemilihan gubernur
Papua Juni lalu. Ia menegaskan bahwa tuduhan tersebut hanya berasal dari orang-orang yang ingin menjelekkan namanya.
"Itu orang minta makan. Kalau minta makan ya minta makan, jangan buat isu. Nama jelek nanti. Kalau menjelekkan maka kita seret ke jalur hukum," kata Yairus kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (27/7).
Ia juga menampik tuduhan menjanjikan kemerdekan Papua jika Lukas Enembe-Klemen Tinal terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua. Yairus menekankan bahwa Papua akan menjaga keutuhan NKRI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita perpanjangan tangan pemerintah pusat dan menjaga keutuhan NKRI. Tuduhan Lukas bisa kasih kemerdekaan jika menang itu tidak mungkin," kata Yarius.
Yarius juga menambahkan bahwa dirinya tidak bisa hadir dalam persidangan yang digelar di Mahkamah Konstitusi pada Rabu mendatang (1/8). Ia mengatakan jika kondisi Nduga saat ini memperlukan perhatian khusus darinya.
Sebelumnya, pasangan calon gubernur-wakil gubernur Papua Wempi Wetipo-Habel Melkias Suwae menuding Yairus bersikap tidak netral lantaran mengajak masyakarat di wilayahnya untuk memilih paslon Lukas Enembe- Klemen Tinal pada Pilkada 2018 lalu. Yairus disebut juga menjanjikan kemerdekaan Papua saat berkampanye untuk Lukas.
Hal itu dituturkan Wempi-Habel melalui kuasa hukummnya, Saleh, dalam sidang pendahuluan sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (26/7). Dia mengatakan bahwa sikap Bupati Nduga itu merupakan salah satu kejanggalan dalam pelaksanaan pemilihan gubernur Papua di Nduga.
(dal)