Cak Imin Tak Masalah Mahfud MD Membelot ke Prabowo-Sandi

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Kebangkita Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tak mempermasalahkan isu terpecahnya Nahdlatul Ulama (NU) usai pernyataan kekecewaan Mahfud MD. Dia hanya berpendapat kekecewaan seseorang adalah hal yang biasa dalam politik.

"Saya enggak tahu apakah ada yang kecewa. Tapi hidup mesti kecewa, ada yang senang, biasa," kata Cak Imin di Komplek Parlemen Jakarta, Senin (20/8).

Mahfud buka-bukaan beberapa waktu lalu terkait lika-liku gagalnya dia menjadi cawapres Jokowi di detik-detik akhir pengumuman. Mahfud juga 'menyerang' NU dan Ma'ruf karena dianggap menjadi otak kegagalan dia menjadi cawapres.

Lihat juga: Tak Ingin Masuk Timses, Mahfud MD Tegaskan Netral di Pilpres

Setelah itu, muncul kabar Mahfud menyeberang ke kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan membawa kekecewaan itu.

Mengenai itu, Cak Imin menyatakan tak masalah jika pada akhirnya Mahfud berpaling ke kubu Prabowo-Sandi. Hal ini menurutnya sudah pernah terjadi pada Pilpres 2014 silam ketika eks Ketua MK itu menjadi bagian tim sukses Prabowo-Hatta Rajasa.

Meski di satu sisi, Cak Imin tentu berharap Mahfud mau menjadi tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Tapi ya artinya kalau mau jadi bagian dari Pak Jokowi, bagus, itu yang kita harapkan," terang dia.

Namun demikian Cak Imin mengaku tak tahu menahu terkait tawaran kepada Mahfud menjadi tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf. Yang jelas keterlibatan banyak pihak, termasuk Mahfud pun diperlukan dalam meraup suara pemilih.

"Saya tidak tahu, siapa yang nawarin pak Mahfud dan apakah sudah menolak atau menerima, saya belum tahu. Siapa yang nawarin juga," lanjut dia.

Lihat juga: Bamsoet Persilakan Mahfud MD Gerilya Politik

Lebih jauh Cak Imin mengatakan merapatnya seorang politikus kepada satu calon biasanya bergantung kepada kecocokan. Hal serupa bisa saja terjadi kepada Mahfud yang dikabarkan akan merapat ke satu koalisi.

"Tinggal harus ada satu kemauan, motivasi, kesungguhan itu yang cocok-cocokan kan itu. Kalau kami mau yang bersangkutan, beliaunya belum tentu mau. Ini yang butuh waktu. Butuh waktu untuk menanyakan kesediaan, kemamuan," tutup dia. (osc)