Jakarta, CNN Indonesia -- Pollycarpus Budihari Prijanto bebas murni usai menjalani masa hukuman dalam kasus pembunuhan pegiat hak asasi manusia Munir Said Thalib. Surat pembebasan Pollycarpus diberikan Balai Pemasyarakatan Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/8).
Usai mengirup udara bebas, Kepada wartawan, Pollycarpus sempat mengatakan bahwa dirinya hanya kambing hitam dalam kasus pembunuhan aktivis HAM tahun 2004 silam.
"Saya ingin minta pembuktian sampai sekarang juga enggak bisa. Jadi kalau mau dilihat dari hasil autopsi dan lain-lain itu enggak masuk semua," ujar Pollycarpus di Bapas Bandung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan sejumlah kejanggalan atas tuduhan pembunuhan kepada dirinya. Pollycarpus berkata, tuduhan yang diberikan kepadanya adalah meracuni Munir dengan racun arsenik yang dibubuhkan pada orange jus.
"Waktu itu tuduhannya dengan orange jus tapi vonisnya dengan mi goreng sedangkan mi goreng tidak ada dalam surat dakwaan," katanya.
Pollycarpus melanjutkan dirinya divonis 14 tahun penjara pada sidang pertama, 2005 silam. Dari vonis tersebut, ia hanya menjalani dua tahun penjara.
"Sudah inkrah. Ketika di Malaysia, saya dipanggil untuk disidang ulang. Nah ini suatu kejanggalan, barang sudah inkrah dengan kasus yang sama saya dihukum ulang," ungkapnya.
Menurutnya, pada persidangan kedua dirinya menemukan kejanggalan kasus.
Locus delicti -nya juga berbeda-beda.
"Pertama Jakarta-Singapura, kedua Singapura-Amsterdam. Hasil autopsi Belanda menyebutkan
indeks time racun masuk ke tubuh 8 jam sebelum meninggal jarak sementara terbangnya 12 jam 25 menit. Munir meninggal dua jam sebelum mendarat, jika ditarik mundur 2 jam 25 menit itu saat di Singapura dan saya turun di Singapura," paparnya.
Opini pembanding, lanjut Pollycarpus, adalah hasil autopsi dari Seattle Amerika Serikat yang menyatakan racun masuk di tubuh Munir sembilan jam sebelum meninggal.
"Itu artinya satu jam 25 menit setelah take off dari Singapura, saya turun di Singapura," ungkapnya.
Dalam keterangan lain, Pollycarpus menyebut Munir diracun di Coffe Bean. Lokasi tersebut berada di terminal kedatangan Bandara Changi lantai tiga. Sementara dia mengaku berada di lantai dua.
"Mana mungkin saya ke lantai tiga untuk membunuh Munir. Setelah keluar pesawat, saya langsung ke imigrasi, masuk bus dan ke hotel," katanya.
Meski demikian, mantan pilot Garuda Indonesia ini mempersilakan para pihak yang tak puas dengan hasil persidangan. Ia pun memilih untuk fokus bekerja.
"Jadi kalau memang belum puas ya silakan saja tapi untuk saya sendiri sudah
close," tegasnya.
Sementara Pollycarpus enggan berkomentar ketika disinggung soal rencana untuk bertemu Suciwati, istri Munir.
"Ya kalau mau ketemu siapa aja boleh. Saya mendatangi, saya keperluannya apa?," kata Pollycarpus.
Meski begitu, mantan pilot Garuda Indonesia itu mengaku tak menutup kemungkinan akan bertemu Suciwati.
"Tapi kalau
suddenly kita ketemu, semua adalah teman," ucapnya.
Pollycarpus juga mengatakan enggan membahas lagi kasus yang terjadi 14 tahun silam itu.
 Pegiat HAM Munir Said Talib semasa hidupnya. (AFP PHOTO / SCANPIX SWEDEN / HENRIK MONTGOMERY) |
"Itu sih dari dulu sudah lah ya (kasus kematian Munir) mau diapain lagi kita sudah jalani (hukuman). Saya juga bingung. Jadi ya ini garis tangan yang sudah saya jalani," ujarnya.
Namun, bila kasus ini dibuka kembali, Pollycarpus merasa siap. "Oh siap. Buka-bukaan. Oke aja," tuturnya.
Setelah mendapatkan bebas murni dari Balai Pemasyarakatan Bandung, Pollycarpus ingin kembali ke aktivitasnya di dunia penerbangan. Dirinya saat ini bekerja di Jakarta.
Selain itu, ia juga kerap ke daerah-daerah untuk melakukan survei. Ia sempat bekerja di Gatari sebagai asisten direktur. Lalu saat ini bekerja di PT Cahaya Sakti sebagai direktur operasi.
"Saya mau ke Jakara nanti malam mau ke Papua. Di sana survei lahan di daerah transmigrasi. Teman saya mau masukin sapi sudah ada izin buat pengembangan masyarakat daerah," kata dia.
Disoal siapa dalang kematian Munir, Pollycarpus menjawab diplomatis.
"Cari sendiri saja. Saya fokus dengan kerjaan saya. Saya sudah enggak mau mikirin itu lagi sudah berlalu mau apalagi sekarang saya mau berguna bagi negara," katanya.
(ugo/hyg)