Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR fraksi Partai Gerindra Fadli Zon menyayangkan pencopotan
Refly Harun dari komisaris perusahaan BUMN PT Jasa Marga jika alasannya karena kritis terhadap pemerintah.
Ia justru memuji Refly sebagai orang yang selama ini tetap kritis meski berada di pemerintahan.
"Tapi sangat disayangkan karena sering mengkritik," ucap Fadli di gedung DPR, Jakarta, Jumat (7/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli mengaku memiliki hubungan yang baik dengan Refly. Dia mengatakan sering bertemu pakar hukum tata negara itu dalam suatu forum diskusi.
Fadli sepakat dengan anggapan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo cenderung antikritik. Buktinya, semakin banyaknya pelarangan terhadap ceramah agama dan deklarasi #2019GantiPresiden di beberapa tempat.
"Saya kira ini demokrasi terburuk di era reformasi," ujarnya.
 Refly Harun, Pakar Hukum Tata Negara, di Cikini, Jakarta, 2015. ( Safir Makki) |
Terlepas dari pencopotan Refly, Fadli menilai bahwa jabatan di BUMN memang diberikan kepada para relawan pendukung Presiden Joko Widodo 2014. Dengan kata lain, bukan berdasarkan potensi yang dimiliki seseorang. Hal itu jelas membuat banyak perUsahaan BUMN merugi.
"Karena orang yang diletakkan di sana bukan orang profesional, tapi orang yang bekerja untuk kepentingan politik jangka pendek semua," ucap Fadli.
Diberitakan sebelumnya, Refly Harun resmi dicopot dari jabatan komisaris independen PT Jasa Marga melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Jasa Marga di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (5/9). Posisi itu diisi Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 2014-2017, Sapto Amal Damandari.
Refly enggan mengaitkan pencopotannya dengan sikap kritisnya terhadap pemerintah.
Menteri BUMN Rini Soemarno pun mengklaim pergantian komisaris merupakan hal lumrah yang terjadi di kementeriannya.
"Enggak ada itu. Kalau sering mengkritik dari dulu juga terus-terusan, kenapa baru sekarang [dicopot]," ujarnya di Kompleks Istana Bogor, Jumat (7/9).
(arh/gil)