Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPR
Bambang Soesatyo mengaku hanya mengusulkan pemasangan kaca film tahan terjangan peluru di gedung DPR, bukan meminta pemasangan kaca antipeluru. Ia menyebut
keamanan di parlemen adalah tanggung jawab negara.
Hal ini dikatakan untuk mengklarifikasi pernyataannya soal usulan pemasangan kaca jenis tersebut di Gedung Nusantara I DPR. Itu terkait dengan insiden peluru nyasar di ruang anggota DPR dari F-Gerindra Wenny Warouw dan anggota DPR dari F-Golkar Bambang Heri Purnama, di Gedung Nusantara I, Senin (15/10).
"Perlu-tidaknya pemasangan kaca film yang dapat menahan terjangan peluru, terutama yang menghadap lapangan tembak, ya terserah pemerintah," ujar Bambang, di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (17/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang akrab disapa Bamsoet itu mengaku meminta Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR untuk mengkaji perlu tidaknya beberapa bagian kaca gedung yang menghadap Lapangan Tembak Senayan diberi lapisan kaca film agar dapat menahan terjangan peluru.
"Jadi bukan menggantinya dengan kaca antipeluru yang memang sangat mahal. Dan itupun sebetulnya bukan tanggung jawab DPR," kata Bambang
"Tapi menjadi tanggung jawab pihak keamanan negara dalam hal ini tanggung jawab negara," ujar dia.
Menurut Bambang, kompleks parlemen atau gedung DPR serupa dengan kantor lembaga negara lain seperti Mahkamah Agung maupun Mahkamah Konstitusi yang masuk dalam katagori objek vital negara.
Dalam insiden peluru nyasar itu kepolisian telah menetapkan dua tersangka berinisial I dan R.
Akibat insiden itu Bambang meminta pengelola Lapangan Tembak Perbakin Senayan untuk melakukan langkah-langkah antisipasi agar kejadian peluru nyasar tidak berulang.
"Kami minta kepada pengurus atau pengelola Perbakin itu kawasan adalah milik Setneg ya, GBK itu untuk melakukan lagi menambah penghalang dalam bentuk baja atau apa agar tidak ada lagi kejadian peluru nyasar," kata Bambang dalam konferensi pers di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (15/10).
(swo/arh)