Senja Kala Metromini, Bahkan Copet Pun Tak Sudi Naik

Dhio Faiz | CNN Indonesia
Kamis, 29 Nov 2018 08:00 WIB
Metromini 'tergilas' roda bus modern yang menawarkan kenyamanan dengan ongkos lebih murah. Bukan cuma penumpang yang pergi, copet pun tak sudi lagi.
Foto: CNN Indonesia/Prima Gumilang
Hari-hari terakhir Metromini juga dirasakan Wagimin, warga Ciledug. Pria paruh baya ini sudah berlangganan Metromini S69 sejak 1986.

Biasanya ia menumpang Metromini untuk menuju kantornya di Sudirman, Jakarta Pusat. Wagimin bekerja sebagai office boy di salah satu bank swasta.

Wagimin mengatakan tidak terbiasa menggunakan Transjakarta, meski lebih aman dan nyaman. Ia lebih memilih transportasi yang sudah ia tumpangi lebih dari tiga puluh tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mah, enggak terlalu masalah enggak ada AC, yang penting gampang-gampang aja. Repot kalau Transjakarta," katanya, Kamis (18/10).

Wagimin bilang biasanya mengeluarkan biaya transportasi Rp28 ribu setiap hari. Lebih mahal Rp21 ribu jika ia memilih naik Transjakarta.

Laki-laki asal Wonogiri itu mengaku pasrah jika transportasi favoritnya, Metromini, punah.

"Ya terserah saja, ikutin aja. Yang ada aja, mungkin nanti diantar anak," kata Wagimin.

Kesedihan akan ditinggal Metromini juga dialami Gareng alias Abu, pedagang minuman.

Gareng merasakan akhir hayat Metromini tak lama lagi. Hal itu ia prediksi dari pendapatannya yang semakin menurun kala berjualan minuman dingin.

"Dulu ya ramai, lumayan. Sehari bisa habis dua tiga ember. Sekarang satu aja boro-boro," katanya saat ditemui di Terminal Blok M.

Gareng menyebut satu ember biasanya berisi satu dus air mineral, lima belas botol teh manis, dan beberapa gelas kopi kemasan.

Kala itu ia bisa mengantongi pendapatan bersih Rp100 ribu per hari. Namun kini hanya sepertiganya.

Pria asal Majalengka itu merindukan saat awal ia berjualan di Metromini pada 1986. Kala itu tak sulit menjual minuman karena Metromini selalu disesaki penumpang.

"Dulu mah, penuh sampai miring-miring. Sekarang sudah ngetem berjam-jam juga enggak ada sewanya," kenang dia.

Ia berharap umur Metromini masih panjang. Gareng mengaku belum tahu harus berjualan di mana jika Metromini punah.

"Waktu itu pernah jualan buka warung, tapi ditutup juga sama Satpol PP. Sekarang mau buka, sewanya mahal, pendapatannya enggak ada," imbuhnya. (pmg/sur)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER