Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Disaster Victim Identification (DVI)
Polri kembali berhasil mengidentifikasi 13 jenazah korban insiden jatuhnya pesawat
Lion Air JT-610 pada hari kedelapan pencarian.
Temuan ini dirilis ke publik usai dirapatkan dalam sidang rekonsiliasi DVI Polri, Senin (5/11). Sebelumnya, pada hari ketujuh DVI berhasil mengidentifikasi 14 korban Lion Air, sehingga total korban yang telah teridentifikasi menjadi 27 korban.
"Malam ini kami berhasil mengidentifikasi 13 penumpang pesawat Lion Air JT-610," kata Kepala Bidang DVI Pusdokkes Polri, Komisaris Besar Lisda Cancer dalam jumpa pers di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini, DVI Polri telah menerima 137 kantong jenazah berisi 429 potongan tubuh korban.
Lisda mengatakan hasil identifikasi tim DVI itu bakal langsung diserahkan ke pihak keluarga korban pesawat Lion Air dengan register PK-LQP.
"Untuk serah terima kami upayakan malam ini diserahkan semua. Keluarga korban sudah dipanggil," ucap Lisda.
Sementara, Deputi Operasi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Nugroho Budi Wuryanto mengatakan pada pencarian hari kedelapan tim Basarnas menemukan 26 kantong jenazah. Total kantong jenazah yang telah ditemukan menjadi 164 kantong jenazah.
"Kami temukan 26 kantong jenazah dari hari satu sampai delapan sudah 164 kantong jenazah. Besok kegiatan kami akan doa bersama dengan keluarga korban yang difasilitasi TNI AL," kata Nugroho di Posko Evakuasi, Dermaga JICT, Tanjung Priok, Senin (15/11).
 Tim gabungan Basarnas mencari jasad korban Lion Air. (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati) |
Pelaksanaan operasi pencarian hari ini meliputi prioritas 1 untuk pencarian bawah laut yang terbagi dalam 2 sektor, yakni 1A dan 1B. Pada sektor 1A terdapat Kapal Baruna Jaya yang dilengkapi dengan peralatan Multi Beem Exho Sounder (MBES), Ping Locator, dan Remotly Operated Underwater Vehicle (ROV).
Pada Sektor 1B, mengerahkan Kapal Dunamos Pertamina yang dilengkapi dengan peralatan Side Scan Sonar, MBES, Ping Locator, dan Differential Global Positioning System (DGPS). Di 2 sektor ini, pencarian melibatkan 151 penyelam gabungan dari Basarnas, Kopaska, Denjaka, Taifib, Brimob POSSI Semarang, Indonesia Diver Rescue Team, dan lainnya.
Spot atau titik-titik penyelaman sebelumnya sudah pasti dan terlihat dari citra atau gambar ROV. Selanjutnya, Basarnas membagi tim penyelam secara rinci dan detail mengingat operasi bawah air ini cukup beresiko.
Sedangkan Prioritas 2, pencarian dilaksanakan di permukaan dengan melibatkan 40 kapal, masing-masing dari Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, KPLP, KSOP, Bea Cukai, Bakamla, BPPT, KKP, Pertamina ditambah dari Potensi SAR lainnya, termasuk nelayan.
Nugroho mengatakan potongan tubuh dan barang-barang yang ditemukan nantinya akan diserahkan ke DVI untuk diidentifikasi.
Pesawat Lion Air JT-610 mengalami kecelakaan pada Senin (29/10) pagi. Pesawat ini mengangkut 189 orang, terdiri atas 178 penumpang dewasa, satu anak, dan dua bayi, serta delapan awak kabin.
Pesawat Boeing 737-300 MAX 8 itu dipastikan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat setelah dilaporkan hilang kontak pada pukul 06.33 WIB atau sekitar 13 menit usai lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka Belitung.
(mts/dhf/ugo)