Jakarta, CNN Indonesia --
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri kembali mengidentifikasi tiga korban korban kecelakaan pesawat
Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang. Korban dapat dipastikan identitasnya setelah tim menggelar sidang rekonsiliasi Rabu (21/11) siang.
"Ada tiga penumpang yang hari ini dinyatakan teridentifikasi," kata Vice Commander DVI RS Polri Komisaris Besar Triawan Marsudi di RS Polri Jakarta.
Ketiga korban tersebut adalah dua laki-laki dan satu perempuan. Mereka yakni Dadang (27), Panky Pradana Sukandar (28), dan Sui Khiun (57).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyampaikan hingga saat ini korban pesawat Lion Air JT-610 yang telah teridentifikasi sebanyak 107 penumpang. "Dengan perincian 77 laki-laki dan perempuan 30 orang," kata Triawan.
Pesawat Lion Air JT-610 tipe Boeing 737 Max 8 bernomor registrasi PK-LQP jatuh di perairan Tanjung Pakis, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober setelah dilaporkan hilang kontak.
Pesawat berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang dan terjatuh beberapa menit setelah lepas landas. Pesawat itu tergolong unit baru dengan teknologi mutakhir yang dirancang dan diproduksi di Amerika Serikat.
Dalam kecelakaan itu, 189 penumpang dan awak pesawat tewas. Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga sensor AOA pesawat nahas itu tidak bekerja dengan baik dan menjadi salah satu penyebab kecelakaan.
Pada 7 November, Dinas Penerbangan Federal Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/FAA) menerbitkan panduan berupa Petunjuk Terbang Dalam Kondisi Darurat (Emergency Airworthiness Directive) untuk pesawat Boeing 737 MAX.
FAA menilai pesawat Boeing 737 MAX memiliki potensi 'tidak aman' dan juga mungkin ada dan dapat terjadi pada pesawat seri itu lainnya.
Laporan dari persatuan pilot dan sejumlah maskapai di AS menyatakan mereka tidak sadar dan tidak diberi tahu soal perangkat baru, yang dipasang pada seri 737 MAX, termasuk potensi bahaya yang ditimbulkan jika sistem ini tidak berfungsi baik.
(fhr/wis)