Menjajal MRT 'Kereta Perang' Lebak Bulus-Bundaran HI

Dias Saraswati | CNN Indonesia
Selasa, 11 Des 2018 09:41 WIB
Stasiun Bundaran HI berada di bawah tanah. Saat ujicoba, sinyal handphone penumpang MRT akan menghilang ketika berada di area peron stasiun MRT Bundaran HI.
Rangkaian kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Ratangga mulai diujicoba. Ratangga, yang berari 'kereta perang' itu, nantinya pada Maret 2019 akan melayani rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Rute tersebut merupakan fase tahap I, sedangkan tahap II yang menghubungkan bundaran HI-Kampung Bandan baru akan dibangun Desember 2018.

Rute Lebak Bulus-Bundaran HI melintas sepanjang 16 kilometer, dan akan melewati 13 stasiun. Perjalanan tersebut terbagi menjadi dua jalur, yakni jalur bawah tanah dan jalur layang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat nantinya beroperasi telah disediakan 16 rangkaian kereta, setiap rangkaiannya terdiri dari enam kereta.

CNNIndonesia.com berkesempatan untuk menjajal kereta MRT tersebut, Senin (10/12). Ujicoba Ratangga itu dimulai dari stasiun Bundaran HI menuju stasiun Lebak Bulus.

Sebelum memasuki stasiun MRT Bundaran HI, terlebih dulu diwajibkan memakai APD (Alat Pelindung Diri). Hal itu wajib dilakukan mengingat sampai saat ini proyek MRT masih berlangsung.

Sepatu bot, rompi, hingga helm proyek, sudah dipakai. CNNIndonesia.com langsung menuruni tangga untuk masuk ke dalam stasiun.
Menjajal MRT 'Kereta Perang' Lebak Bulus-Bundaran HIGerbang masuk MRT di Stasiun Bundaran HI. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Ada sebuah eskalator di stasiun itu, namun eskalator tersebut masih belum dapat digunakan, sehingga terpaksa harus menggunakan tangga.

Stasiun Bundaran HI terdiri dari dua lantai, yakni lantai pertama yang disebut dengan area concourse dan lantai kedua yang berada di bawahnya disebut dengan peron. Concourse sering diartikan tempat terbuka di stasiun.

Di area concourse, sejumlah bahan dan alat proyek masih terlihat di sejumlah titik. Tanda pembangunan stasiun Bundaran HI belum selesai. Di area itu terdapat sebuah tempat untuk penjualan tiket. Kemudian di sampingnya, terdapat sejumlah tapping gate yang nantinya akan berfungsi sebagai tempat keluar-masuk penumpang menuju ke area peron.

Nantinya, di area concourse juga akan disediakan lokasi khusus untuk area fasilitas umum dan retail.

Kemudian menuju ke area peron, bisa menggunakan eskalator maupun tangga. Namun, lagi-lagi, eskalator tersebut masih belum difungsikan.
Menjajal MRT 'Kereta Perang' Lebak Bulus-Bundaran HIKondisi bagian dalam kereta MRT. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Baik di area concourse maupun peron, debu-debu masih cukup terasa, meski pendingin udara di dua area tersebut sudah berfungsi. Pendingin ruangan, sangat vital di stasiun MRT, terutama yang terdapat di bawah tanah, untuk membantu sirkulasi udara agar tak terasa pengap.

Sementara, sinyal ponsel akan langsung menghilang saat berada di area peron. Untuk di area concourse, sinyal ponsel masih berfungsi dengan baik. Pihak MRT Jakarta akan memasang penguat sinyal dan jaringan wi-fi di stasiun. Sehingga penumpang masih bisa melakukan komunikasi menggunakan ponselnya.

Tiba di area peron, sudah ada seorang petugas yang kemudian mengarahkan untuk masuk ke dalam kereta yang saat itu memang sudah tersedia.
Area peron ini ,menjadi tempat bagi para penumpang untuk menunggu kereta. Antara peron dengan kereta, dibatasi dengan platform screen doors (PSD) atau pintu tepi peron.

Masuk ke dalam kereta, sepatu bot yang tadinya dipakai sebagai bagian dari APD justru diminta untuk dilepas. Pihak MRT telah menyediakan sejumlah sandal berbahan karet yang bisa digunakan selama berada di dalam kereta.

Lantai kereta ditutupi dengan semacam kertas berwarna coklat yang tujuannya untuk melindungi lantai kereta agar tetap bagus sebelum nantinya resmi dioperasikan. Maklum, masih dalam tahap ujicoba.

Interior kereta tersebut didominasi dengan warna putih. Untuk tempat duduknya, disediakan sebanyak 54 kursi setiap gerbongnya, di mana 12 di antaranya merupakan kursi prioritas.

Kursi di kereta MRT berbahan plastik dan berwarna biru. Kursi tersebut tampak berbeda dengan kursi yang ada di kereta KRL yang justru menggunakan busa. Sehingga, saat duduk di kursi kereta MRT bisa dikatakan tidak seempuk saat duduk di kursi KRL Commuterline.

Kata petugas MRT, kursi tersebut dipilih karena waktu tempuh kereta MRT terbilang singkat dan tidak selama KRL. Meski berbahan plastik, kursi itu dirasa masih nyaman bagi para penumpang.

Selain itu, di sisi atas juga tidak disediakan tempat untuk menaruh tas atau barang bawaan penumpang. Namun, khusus di bagian atas kursi prioritas, disediakan tempat untuk menaruh tas atau barang bawaan tersebut.

Tidak tersedianya tempat tersebut, kata petugas MRT, lagi-lagi dikarenakan waktu tempuh kereta yang terbilang singkat.

Di dalam kereta tersebut, juga disediakan tempat khusus untuk penumpang yang menggunakan kursi roda.

Di dalam kereta juga tersedia pegangan tangan yang diperuntukkan bagi para penumpang yang tidak mendapat tempat duduk sehingga diharuskan untuk berdiri. Ketinggian pegangan tangan tersebut pas, sehingga nyaman untuk digunakan.

Dari Bawah Tanah Menuju Stasiun Layang

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER