Jakarta, CNN Indonesia -- Umat Nasrani yang menjadi korban dalam serangan
bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur, 13 Mei lalu, merayakan
Natal dengan damai dan penuh pengampunan di
Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya.
Hal itu diungkap Pastor Rekan Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya Aloysius Widiyawan bertepatan dengan perayaan Natal pada Selasa (25/12).
Ia juga memastikan pemulihan trauma atas tragedi bom bunuh diri yang terjadi pada tanggal 13 Mei 2018 terhadap segenap jemaatnya telah berjalan cukup baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak elemen masyarakat dan tokoh dari lintas agama yang telah membantu pemulihan selama tujuh bulan terakhir. Syukur Tuhan semuanya berjalan dengan baik," katanya.
Gereja Santa Maria Tak Bercela merupakan satu dari tiga gereja di Surabaya yang diserang teror bom bunuh diri pada 13 Mei lalu.
Serangan teror bom kemudian berlanjut dengan ledakan di sebuah rusun di Sidoarjo pada malam harinya, serta di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya pada keesokan harinya.
Serangan itu seluruhnya menewaskan 13 pelaku. Sedang dari kalangan warga sipil terdata 14 korban tewas, dan 42 lainnya mengalami luka-luka.
Widiyawan memastikan sejumlah jemaatnya yang turut menjadi korban luka-luka saat serangan bom terjadi, sejak tadi malam turut mengikuti misa Natal di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya.
"Keluarga Bayu, salah satu korban yang meninggal dunia dari jemaat di gereja kami, mengikuti misa Natal pagi ini," katanya.
Misa Natal di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya berlangsung bertahap sejak Senin malam dan dijadwalkan terus berlangsung hingga Selasa pukul 12.00 WIB.
"Tema Natal di gereja kami adalah 'Merayakan Kelahiran Kasih yang Berkorban dan Menyatukan'. Sesuai dengan tema itu, kalau dahulu kami dibom dengan kebencian, sekarang adalah saatnya kami membalasnya dengan kasih dan pengampunan," tuturnya.
(stu)