Jakarta, CNN Indonesia --
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) optimistis elektabilitas pasangan nomor urut 01
Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan naik usai aksi joget calon presiden nomor urut 02
Prabowo Subianto pada
Debat Perdana Capres-Cawapres Kamis malam lalu.
Prabowo terlihat berjoget setelah diperingatkan moderator
Ira Koesno karena memotong pembicaraan Jokowi. Saat itu Jokowi sedang mempertanyakan komitmen antikorupsi Prabowo karena meloloskan mantan koruptor ke Pileg 2019.
"Berdasarkan survei hari ini elektabilitas Pak Jokowi dan Kiyai Haji Ma'ruf Amin melampaui 7 persen di atas pasangan Pak Prabowo. Tidak tahu setelah tari-tarian di debat, mungkin akan bertambah," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PDIP di Jakarta, Sabtu (19/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasto juga menyebut saat ini PDIP sedang bergerilya di kantong-kantong suara Jokowi pada 2014 untuk memastikan kemenangan kembali.
Salah satunya dengan menggelar safari kebangsaan di DKI Jakarta. Gelaran ini merupakan rangkaian kelima dari kunjungan PDIP ke daerah-daerah selama masa kampanye.
"Jakarta dipilih karena 2014 Jakarta memberikan kepercayaan penuh tidak hanya kepada pak Jokowi dan JK, tapi juga kepada PDIP. Kepercayaan ini tentu saja harus kami gunakan sebaik-baiknya dengan membangun dialog," kata Hasto.
Pada Pilpres 2014, Jokowi-JK meraih 2.859.894 atau sekitar 53,08 persen suara, unggul dari Prabowo-Hatta yang mendulang 2.528.064 atau 46,92 persen suara.
Hasti menyampaikan PDIP tak akan bekerja sendirian memenangkan Jokowi-Amin di Ibu Kota. Mereka akan bekerja sama sengan PPP yang selama Orde Baru menduduki suara terbanyak di Jakarta.
"Jaman Pak Harto, Jakarta itu PPP. Dengan demikian kerja sama PDIP, PPP, dan Golkar akan dilakukan. Bagi kami yang penting Jokowi dan Kiyai Ma'ruf Amin yang utama di Jakarta," tutur dia.
(dhf/stu)