Malam Munajat 212 diisi dengan rangkaian salat berjamaah dan doa bersama. Massa yang hadir tampak begitu khusyuk mengikuti doa-doa yang diucapkan seseorang menggunakan pengeras suara. Selain doa, panitia juga memperkenalkan mars Aksi Bela Negeri kepada massa yang hadir. Berikut penggalan liriknya.
Ulama komando kami
ijtimak pegangan kami
untuk pilih presiden RI
kami taat kami patuhi
Allahuakbar 3x
Aksi Bela Negeri 3x
Istilah ijtimak sudah akrab bagi publik sejak beberapa bulan terakhir. Ijtimak juga sudah terasosiasi dengan aliran dukungan terhadap Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama yang menginisasi ijtimak ulama. Keputusan Ijtimak yang diwakili oleh puluhan ulama dari berbagai wilayah Indonesia adalah mendukung Prabowo-Sandi dalam
Pilpres 2019.
Malam Munajat 212 juga diisi dengan sambutan beberapa tokoh politik yang hadir. Salah satunya adalah Ketua MPR yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Diketahui, PAN termasuk koalisi parpol pengusung paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Dalam sambutannya, Zulhas sempat menyinggung soal presiden. Bahkan, dia yang mengajak massa untuk meneriakkan kata 'dua'. Pemandangan itu telah diberitakan oleh sejumlah media.
"Persatuan nomor satu, soal presiden?" ucap Zulhas.
"Nomor dua!" pekik massa menimpali Zulhas.
Zulhas melakukan itu sebanyak tiga kali. Pewarta sempat bertanya kepada Zulhas terkait makna sambutannya tersebut. Dia hanya menekankan bahwa dirinya ingin ada persatuan meski akan ada kontestasi pemilihan presiden oleh rakyat.
"Kita sepakat demokrasi Pancasila. Kedaulatan di tangan rakyat. Kita milih pemimpin milih presiden, wakil rakyat setiap lima tahun. Itu sesuatu biasa memilih antarkita, bukan perang. Bukan melawan Belanda, maka harus jaga persatuan damai," kata Zulhas.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon, seperti halnya Zulhas, juga mendapat kesempatan untuk memberi sambutan dari atas panggung. Menggunakan pengeras suara, dia mampu membuat sebagian besar massa menyimak dengan saksama.
 Peserta malam munajat 212 Salat Maghrib berjamaah. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Fadli menyinggung soal kondisi ekonomi Indonesia dewasa ini. Menurutnya, masyarakat semakin susah memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hingga kemudian dia memancing massa untuk meneriakkan solusi yang tepat atas permasalahan tersebut.
"Kalau demikian, apa yang harus kita lakukan?" tutur Fadli.
"Ganti presiden," teriak massa bersamaan.
Kepada pewarta, Fadli menilai tidak ada hal-hal bernuansa politik praktis dalam acara Malam Munajat 212. Alasannya, tidak ada tokoh yang melontarkan ajakan untuk memilih parpol, caleg, atau capres-cawapres tertentu. Fadli menganggap semuanya masih dalam koridor yang tepat dan tidak bisa disebut sebagai kampanye.
"Kalau saya lihat tidak ada ya yang menyangkut masalah ajakan atau apa yang terkait dengan itu. Semua saya rasa masih dalam koridor. Ya, tentu harus ada bumbu-bumbu, biasa itu bagian dari sebuah retorika untuk memberikan sambutan atau memberikan pencerahan," tutur Fadli di Monas.
Dalam Peraturan KPU No 32 tahun 2018, kampanye berupa rapat umum belum boleh dilaksanakan saat ini oleh capres-cawapres maupun timsesnya. Rapat umum sendiri berarti kampanye di tempat terbuka dan dihadiri oleh ribuan orang. Rapat umum boleh dilaksanakan pada 24 maret-13 April mendatang.
(bmw/dal)