Pernyataan Kadiv Humas Polri Mohammad Iqbal
11:50
Pernyataan Kadiv Humas Polri Irjen Polisi Mohammad Iqbal:Beberapa kelompok massa melakukan demonstrasi di depan Bawaslu dari siang pukul 10.00 melakukan berbagai aksi.
Dalam perjalanannya berlangsung Kondusif. Bahkan Korlap meminta diizinkan buka bersama lanjut salat magrib berjamaah dan tarawih berjamaah.
Kami berikan toleransi kelonggaran walaupun yang berlaku sampai pukul 08.00 mempertimbangkan aspek sosiologis. Kami salat magrib tanpa sekat.
Kadiv Humas Polri Muhammad Iqbal menyampaikan pernyataan soal kerusuhan pascapengumuman Pemilu 2019. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Setelah tarawih bahwa Korlap memberikan imbauan untuk massa agar membubarkan diri. Situasi pun kondusif.
Namun sekira 23.00 tiba-tiba ada massa, kami tidak tahu massa itu dari mana. Mereka berulah dan provokatif dengan merusak sejumlah fasilitas. Massa melempar petasan ukuran besar ke arah petugas.
Kami mengimbau terus sampai dini hari sampai 03.00 WIB. Massa tak kunjung kooperatif dan terpaksa kami melakukan SOP berikutnya, massa kami dorong.
Sewaktu pendorongan, massa terpecah jadi dua. Ada yang ke arah Sabang dan gang-gang kecil. Sekitar 02.45 ada sekelompok massa lagi di luar yang sebelumnya.
Polda Metro Jaya mengamankan 58 orang yang diduga provokator dan saat ini tengah kami dalami. Dugaan sementara massa tersebut dari luar jakarta. Kami menemukan sejumlah indikasi.
Pada saat bersamaan ada massa yang berkumpul di KS Tubun. Seperti biasa kami melakukan imbauan dibantu tokoh masyarakat dan pemuka agama termasuk FPI. Namun, seketika itu juga massa bergerak ke arah asrama. Mereka melempar batu, molotov dan petasan ke arah sana.
Sampai pukul 05.00 massa masih ada di lokasi. Di situ ada beberapa orang yang terluka dan masih kami cek serta investigasi. Ada yang meninggal dunia dan kami cek.
Mobil rusak ada 11 unit, mobil terbakar 14 unit. 11 unit mobil umum dan sisanya operasional kepolisian.
Ada truk Dalmas, mobil K9, dan mobil pribadi. Kami sangat menyayangkan itu. Dgn strategi kami amankan 11 orang tersebut. Diduga provokator dan sedang kami dalami.
Mayoritas massa dari Jawa Barat, Banten, ada juga dari Jawa Tengah. Ada ambulans ada partainya penuh dengan batu dan alat-alat. Massa masih simpan amplop dan kami sita.
Kami menyimpulkan dari peristiwa ini bahwa ini bukan massa spontan, tapi by design atau settingan. Insyaallah akan kami dalami dan mohon doa agar kami mampu memprosesnya.
Ada beberapa yang harus sy klarifikasi. Banyak di medsos viral dan dimasifkan. Kita punya ahli cyber. Sudah tahu akun-akun tersebut.
Saya tegaskan, Brimob tidak pernah menyerang masjid.
Kedua, banyak foto-foto dan kebetulan anggota Brimob yang di-framing. Disebutkan bahwa ada pasukan dari negeri seberang. Itu tidak ada, semua murni pasukan Brimob.
Ketiga, instruksi dari Kapolri dan Panglima TNI jelas. Petugas keamanan tidak dibekali dengan peluru tajam. Kalau ada yang menggunakan peluru tajam, bukan personel TNI dan Polri dalam konteks pengamanan.
Kadiv Humas Polri Muhammad Iqbal menyampaikan pernyataan soal kerusuhan pascapengumuman Pemilu 2019. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
KSP Moeldoko menduga ada upaya pihak lain menyasar teror terhadap para pejabat. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Polri menyatakan tak ada peluru tajam yang dibekali kepada para personel polisi dalam pengamanan demonstrasi hasil Pemilu 2019. (CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra)
Kerusuhan yang sempat terjadi di asrama Brimob, Petamburan. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Pertemuan AHY dan Jokowi di Istana Bogor. (Foto: CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Kerusuhan sempat pecah di Polsek Gambir. (CNN Indonesia/LB Ciputri Hutabarat)
Brimob merangsek ke depan gang di permukiman Petamburan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Kerusuhan di Tanah Abang. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Stasiun Tanah Abang. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Kerusuhan terjadi di Tanah Abang sejak Rabu (22/55) dini hari. (Foto: BAY ISMOYO / AFP)