Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua menganggap Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Andi Arief, Wasekjen Rachlan Nashidik, dan Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Ferdinand Hutahaean Sebagai salah satu faktor perolehan suara partainya menurun di Pemilu 2019.
Menurut Max, mereka kerap melontarkan pernyataan yang membingungkan masyarakat, khususnya pemilih Demokrat.
"Salah satunya, karena
statement-nya membuat masyarakat bingung. Jadi tidak tahu harus kemana," kata Max di Jakarta, Kamis (13/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Max, masyarakat yang sebenarnya ingin memilih Demokrat, jadi berpaling memilih caleg partai lain. Hal itu disebabkan oleh sikap Andi, Rachlan, dan Ferdinand yang kerap melontarkan pernyataan atas nama Demokrat.
Max mengamini bahwa mereka adalah komunikator politik Demokrat. Mereka diberikan ruang untuk bicara. Tetapi, lanjut Max, tetap harus dibatasi yang mana sikap partai dan pernyataan pribadi.
Max memberi contoh ketika dirinya dipercaya menjabat sebagai wakil ketua umum dan kini menjadi anggota majelis tinggi. Dia mengklaim senantiasa bertindak sesuai dengan aturan partai.
Selanjutnya, Max menegaskan kritiknya terhadap Andi, Rachlan, dan Ferdinand bukan berati ada konflik antara golongan senior dengan yang lebih muda. Max mengatakan golongan senior hanya ingin yang lebih muda bertindak sesuai dengan aturan partai.
"Kita tetap ingin mereka karena mereka orang muda yang berpotensi ke depan untuk Partai Demokrat . Kami ingin mereka berpikir sejalan," kata Max
Terpisah, Andi Arief enggan menanggapi kritik yang ditujukan kepadanya dari para kader senior. Sementara itu, Rachlan lebih suka membicarakan itu semua secara internal.
"Saya tidak mau berbantahan dengan sesama kader di hadapan orang lain," ucap Rachlan.
Diketahui, Partai Demokrat memperoleh 7,7 persen suara nasional pada Pemilu 2019. Jumlah tersebut sama dengan perolehan 54 kursi DPR.
(bmw/lav)