Jakarta, CNN Indonesia --
Aksi Tahlil 226 sempat diwarnai keributan karena mobil komando massa tidak diizinkan masuk ke ruas Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Hal ini membuat seorang peserta aksi protes karena mobil komando tersebut tak diizinkan melintasi titik aksi.
Peserta aksi yang lain yang mengetahui hal itu berbondong-bondong menghampiri mobil komando yang menepi di depan kawasan Patung Kuda. Kejadian tersebut sempat menghambat arus lalu lintas kendaraan di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada masalah apa ini? Buka! Buka! Buka!" ucap salah seorang perempuan peserta aksi.
Koordinator aksi Abdullah Hehamahua didampingi sejumlah orang sempat bernegosiasi dengan pihak kepolisian. Namun, negosiasi itu berhenti ketika peserta aksi mengalihkan perhatian pihak keamanan sehingga berkonsentrasi menjaga marka pembatas jalan agar tidak diterobos.
Sementara itu, pihak kepolisian berkeras tidak ingin membiarkan mobil komando melewati marka pembatas jalan. Hal itu lantaran belum ada izin yang dilayangkan para peserta aksi.
"Ada izinnya enggak ini?" kata salah seorang petugas kepolisian.
Kendati begitu, selang 15 menit berlalu, pihak kepolisian akhirnya mengizinkan mobil komando masuk ke ruas Jalan Medan Merdeka Barat. Hanya saja, mobil tersebut dipusatkan di bawah jembatan penyeberangan orang yang berada di depan Gedung Kementerian Pariwisata.
Jalan Medan Merdeka Barat sudah ditutup menjelang penyelenggaraan aksi tersebut. Barisan aparat kepolisian berjaga di sekitar kawasan Patung Kuda.
Tepat di depan Kementerian Pertahanan yang tak jauh dari Mahkamah Konstitusi, aparat memasang separator beton. Puluhan aparat juga berjaga ketat. Ditambah mobil penyemprot air dan Barracuda juga diparkir melintang di jalan tersebut.
Sementara Jalan Medan Merdeka Barat arah Harmoni-Patung Kuda tetap bisa dilalui kendaraan bermotor. Lalu lintas pun ramai seperti biasanya.
[Gambas:Video CNN] (ryn/pmg)