Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (
KPU) Arief Budiman menyindir Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) di 12 provinsi yang belum menuntaskan rekapitulasi Sistem Informasi Penghitungan Suara (
Situng) hingga saat ini.
Saat rapat persiapan sengketa pemilihan legislatif atau
pileg 2019 di Jakarta, Arief memanggil satu per satu perwakilan KPUD yang hadir.
"Saya mau sampaikan yang belum 100 persen, harus dibuat 100 persen. Aceh 98,5 persen, Sumut enggak ada ini? Sumsel 98,8 persen, harus 100 persen! Harus!" tegas Arief dalam rapat yang digelar di Hotel Grand Mercure, Jakarta, Selasa (2/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief juga menegur provinsi lainnya. Ia menyebut Kepulauan Riau baru merekapitulasi 99,6 persen, Jawa Barat 99,7 persen, Jawa Timur 99,7 persen, Kalimantan Selatan 99,8 persen.
Lalu Sulawesi Utara 99,9 persen, Maluku 75,9 persen, Maluku Utara 99,1 persen, Papua 71 persen, dan Papua Barat 79,9 persen. Hingga saat ini Situng baru merekapitulasi 99,13 persen dari 813.336 TPS yang ada.
Meski sudah telat, Arief meminta jajarannya merampungkan rekapitulasi Situng. Ia ingin menghapus rekor Situng yang hanya bisa rampung 98 persen pada 2014.
"Kok enggak bisa selesai, terhenti di tengah-tengah? Dicari yang mana yang belum supaya bisa 100 persen. Harus 100 persen," tegas Arief.
Situng adalah sistem informasi teknologi yang digunakan KPU untuk menampilkan hasil hitung cepat dari setiap TPS. Situs pemilu2019.kpu.go.id/ ditargetkan bisa menyajikan perolehan suara Pilpres dan Pileg 2019 lima hari setelah pencoblosan.
Namun hingga hari ini, Situng baru merekapitulasi 99,13 persen TPS di Indonesia. Situng pun sempat digugat pasangan calon 02 di Pilpres 2019 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke Mahkamah Konstitusi (MK) karena dinilai sebagai bagian dari kecurangan pemilu.
Namun MK mementahkannya karena Situng bukan dasar penetapan pemenang Pemilu 2019.
Klaim Situng DipujiDi lain kesempatan, Arief mengatakan banyak KPU negara lain yang mengajukan permintaan studi banding, khususnya terkait penyelenggaraan Pemilu 2019. Arief menyebut salah satu hal yang paling diminati KPU negara lain adalah Situng.
"Selain Papua Nugini dan Malaysia, banyak yang datang dan diskusi dengan kita. Ada Afghanistan, Fiji, Meksiko. Sebetulnya akhir bulan ini saya diundang ke Ukraina," kata Arief saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (2/7).
"Yang paling banyak ingin ditiru adalah Situng kita," lanjut dia.
Ia berujar KPU negara lain biasanya sudah memiliki sistem publikasi penghitungan suara. Namun data yang ditampilkan hanya sampai tingkat provinsi.
Sementara Situng mampu menampilkan data dari setiap TPS secara cepat. Arief berujar mereka masih meminati Situng meski dipermasalahkan di dalam negeri.
"Dipermasalahkan atau tidak, kan bukan berarti Situng tidak diperlukan. Kalau Situng ada salah, ya harus diperbaiki, bukan didiamkan," ujar Arief.
[Gambas:Video CNN] (dhf/dal)