Jakarta, CNN Indonesia --
Pi Cis, 58 tahun, menggeluti dunia pangkas rambut sejak 1983. Namun perjuangannya mendalami dunia itu sudah dimulai sejak dia muda.
Pi Cis muda harus rela kehilangan momen bermain dengan teman-temannya setelah sang ayah mengirimnya ke Jember, Jawa Timur untuk mendalami teknik pangkas rambut. Dia pun harus putus sekolah demi mengejar mimpi menjadi pemangkas rambut yang handal.
Profesi sang ayah yang juga merupakan pemangkas rambut diakui Pi Cis mendorongnya untuk ikut serta menggeluti profesi tersebut. Sayangnya, ajaran sang ayah sama sekali tidak masuk ke kepala Pi Cis.
Sekitar 1978-an, Pi Cis bertandang ke Jember dan mempelajari berbagai teknik pangkas rambut hingga pembersihan wajah dan telinga.
Tiga tahun berselang, Pi Cis kembali ke DKI Jakarta dan pada 1983 dia bekerja di Pangkas Rambut Ko Tang tempat ayahnya bekerja di kawasan Glodok, Jakarta Barat.
36 tahun bekerja di Ko Tang, berbagai suka duka dialami oleh Pi Cis, termasuk rasa minder saat pertama kali harus memangkas rambut pelanggan.
Namun seiring berjalannya waktu, ditambah dukungan para pemangkas senior, Pi Cis akhirnya bisa menjalani profesi pangkas rambut yang sejak muda dia impikan dengan lihai.
Meski mendapat ilmu pangkas rambut dari sang ayah, Pi Cis mengaku tak ingin menurunkan itu ke anak-anaknya.
Jika anak-anaknya tidak ingin fokus pada pendidikan, Pi Cis mengatakan dia dengan senang hati akan mengajarkan ilmu pangkas rambut ke mereka.
Namun dalam hatinya, Pi Cis ingin melihat anak-anaknya memiliki pendidikan tinggi dan bekerja di tempat yang sesuai keinginan mereka.
Bagi Pi Cis, meski jalan takdirnya adalah pangkas rambut, anak-anaknya harus mendapatkan hal yang lebih dari apa yang dia jalani sekarang.