Mahasiswa Al Azhar Faisal Sudah Bicara, Lupa Siapa Pemukulnya

CNN Indonesia
Jumat, 04 Okt 2019 20:42 WIB
Mahasiswa Al Azhar yang sempat kritis akibat dianiaya saat mengikuti demo tolak RKUHP di DPR saat ini sudah mulai pulih, namun masih lupa penganiayanya.
Ilustrasi. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia yang mengalami luka berat saat demonstrasi mahasiswa tolak RKUHP dan RUU kontroversial lain di depan Gedung DPR, Faisal Amir, sudah bisa bicara dan bergerak.

Perkembangan kondisi Faisal diungkapkan ibunya, Asma Ratu Agung yang mendatangi Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, melaporkan penganiayaan pada anaknya tersebut, Jumat (4/10). Namun, kata Asma, sejauh ini Faisal belum bisa mengungkap siapa pelaku pemukulan yang mengakibatkan dirinya sempat kritis tersebut.

Sedikit demi sedikit, Faisal mulai ingat apa yang dia lakukan sebelum akhirnya terkapar di rumah sakit. Meskipun, ingatannya belum sepenuhnya kembali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia lupa (yang memukul), tapi kalau (ditanya) berangkat demo jam berapa? (Jawabnya) 12.30 WIB. Sampai sana apa? Ya orasi, bantu teman-teman. Nah terus kamu kenapa kok jadi sampai kepalanya pecah tengkorak kamu sampai bahu kamu pecah? Ada yang mukul. Siapa yang mukul? Lupa," ujarnya.
Asma mengatakan perkembangan Faisal sudah lebih baik saat ini. Bahkan, Faisal juga sudah bisa dipindah dari Rumah Sakit Pelni ke rumah sehat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Alasan pemindahan itu supaya Faisal tidak terpapar virus atau kuman penyakit yang ada di rumah sakit.

Saat ini, kata Ratu, Faisal didampingi sekitar sembilan dokter hingga enam bulan ke depan. Sembilan dokter itu adalah dokter bedah syaraf, dokter syaraf, dokter rehabilitasi medis, dokter penyakit dalam, dokter ortopedi, dokter anastesi, dokter gizi, dokter paru dan psikolog.

Pendampingan itu juga dilakukan hingga pemasangan tempurung bagian kepala Faisal. Ratu pun mengibaratkan Faisal layaknya anak bayi saat ini.

"(Pendampingan) sampai tempurungnya dipasang. Tempurung ini kan masih disimpan, jadi bukan buat tempurung baru, bukan. Jadi sementara otaknya bengkak, diobatin, terus otaknya normal kembali baru tempurung yang disimpan di perutnya itu diambil, dipasang kembali. Jadi sekarang ini Faisal kayak bayi itu, dia tanpa tempurung," ucapnya.

Ratu pun kembali mengenang saat pertama kali melihat putranya terkapar kritis di rumah sakit. Saat itu, dokter memberitahukan kepadanya supaya tidak berharap banyak karena kondisi paling buruk bisa saja terjadi.

Mendengar kabar itu, Ratu meminta yang terbaik yang bisa dilakukan dokter. Dia pun meminta supaya doa dipanjatkan saat melakukan tindakan.

"Malam itu jam 21.00 WIB, dokter sudah bilang ibu jangan banyak berharap kondisi Faisal buruk, saya bilang oke dokter silakan operasi yang penting dokter tangani Faisal dengan profesional, kita bantu semua doa, dokter juga doa, kita ucapkan lailahhailallah," tuturnya.

[Gambas:Video CNN]
Beruntung, kata Ratu, darah yang menggumpal dan bisa menyebabkan kematian itu berhasil diangkat. Proses berikutnya adalah menutup tempurung kepalanya tersebut.

"Sekarang darah sudah diangkat yang akan menyebabkan kematian itu, darahnya kan mendesak ke batang otak kan bisa menutup saluran jantung kan meninggal, jadi darah sudah diambil terus ditutup selaputnya, ditutup kulitnya," ujarnya.

Sedikit demi sedikit, kata Ratu, Faisal juga sudah bisa menggerakkan anggota badannya. Bahkan dia sudah bisa berjalan pelan dari tempat tidurnya ke sofa. Soal dugaan penganiayaan yang dialami Faisal tersebut, Ratu pun sudah mengadu secara langsung ke Komnas HAM meskipun saat putranya masih kritis ada pula anggota komisi tersebut yang datang ke RS Pelni.

(gst/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER