Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (
PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan sudah tak ada perbedaan pandangan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentang
normalisasi atau
naturalisasi sungai.
Basuki menyebut selama ini apa yang didengungkan sebagai perbedaan itu hanya sebatas terminologi saja.
"Tidak ada perbedaan yang mendasar secara teknis semua membutuhkan pelebaran. Bahkan gubernur (Anies Baswedan) sampaikan, di tikungan (sungai) kalau enggak dibeton akan jebol," ujar Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Basuki mengatakan dirinya sudah duduk bersama Anies untuk membahas program reka bentuk sungai tersebut. Menurutnya, dalam diskusi dengan Anies program normalisasi atau naturalisasi pada intinya adalah pelebaran bantaran sungai.
"Tidak ada bedanya antara naturalisasi dan normalisasi, kenapa? Karena semuanya butuh pelebaran sungai, itu intinya. Ini yang disampaikan dalam rapat," katanya.
Basuki menyatakan akan turun bersama Anies memantau kondisi lapangan sungai mulai dari Sukamahi-Ciawi (Kabupaten Bogor) sampai ke DKI Jakarta. Ia mengaku sedang mencari waktu yang pas dengan Anies untuk melakukan survey tersebut.
13 Sungai DKI dan Sungai BekasiBasuki mengatakan program normalisasi atau naturalisasi sungai tak hanya dilakukan di Ciliwung. Program yang sama juga bakal dilakukan di 13 sungai lain yang bermuara di teluk Jakarta seperti Pesanggrahan, Angke, Sunter, hingga kali Mookervart.
Menurutnya, Jokowi juga meminta agar ada kesepakatan dengan Pemprov DKI Jakarta siapa yang mempekerjakan program tersebut. Pasalnya, kata Basuki, selama ini pengerjaan dilakukan pihak yang pertama kali melakukannya.
"Yang penting jangan ada yang tidak ditangani, dan jangan ada yang ditangani
double. Kami komunikasi terus. Agar ada kesepakatan tanggung jawab antara Pemprov," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]Selain di Jakarta, Basuki mengatakan pihaknya juga akan melakukan normalisasi di Sungai Bekasi. Menurutnya, Sungai Bekasi belum ditangani secara sistematis sejak dahulu.
"Mulai tahun ini akan ditangani secara sistem. Mudah-mudahan dua sampai tiga tahun ada perkembangan lebih baik," ujarnya.
(fra/asa)