Jakarta, CNN Indonesia -- Kurva puncak penyebaran corona atau
Covid-19 di Indonesia diperkirakan kan terjadi pada awal Juni 2020.
Pelaksana tugas Deputi II Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi mengatakan setelah mengalami puncak Covid-19, kurva akan menurun.
"Kalau puncak di sana (awal Juni), kita juga harus siap dengan kapasitas rumah sakit. Insya Allah nanti kalau semuanya testing ini selesai dan puncaknya bisa tercapai, dan setelah itu mudah-mudahan bisa landai ke bawah," tutur Dody dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR RI yang berlangsung secara daring pada Selasa (12/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah kasus positif corona atau Covid-19 di Indonesia, Selasa (12/5) mencapai 14.749 kasus, sementara jumlah pasien meninggal berjumlah 1.007 orang, dan pasien sembuh sebanyak 3.063 orang.
Dilansir dari peta sebaran di situs covid19.go.id, terjadi penambahan kasus positif sebanyak 484 orang.
"Jumlah pasien dalam perawatan 10.679 orang," demikian informasi dari situs covid19.go.id, Selasa (12/5) pukul 15.25 WIB.
Dodi juga mengatakan, pekan depan akan banyak kenaikan jumlah kasus positif karena jumlah orang yang diperiksa juga bertambah.
"Nanti mungkin jangan kaget bapak ibu bahwa minggu depan itu akan cenderung banyak naiknya," kata Dody.
 Infografis Prediksi Pandemi Covid-19 Berakhir. (CNNIndonesia/Basith Subastian) |
Menurut Dody, Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19 sedang meningkatkan kapasitas baik dari segi laboratorium maupun sumber daya manusia. Targetnya, lanjutnya, kenaikan kapasitas pengecekan mulai akhir pekan ini.
Sementara, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia bahkan dunia, hingga saat ini belum dapat menjawab mengenai pertanyaan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.
Perlu disadari bahwa hingga saat ini memang belum ditemukan vaksin untuk mengobati Covid-19. Kendati demikian, beberapa ahli dan pakar dunia tengah berlomba untuk menemukan ramuan yang tepat untuk mengobati virus SARS-CoV-2 yang utamanya menyerang paru-paru manusia tersebut.
"Seluruh dunia juga tidak tahu, karena virus ini, untuk vaksinnya belum ditemukan. Jadi, maka dari itu, sampai dengan vaksin belum ditemukan, kita harus bisa selalu berhadapan dengan virus ini," ungkap Wiku dalam dialog di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta (12/5).
(mts/ugo)
[Gambas:Video CNN]