Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan
garis kuning tua yang saling berjarak satu meter dengan yang lainnya menghiasi sisi badan Jalan Cempaka Tengah XXVII A, Kelurahan Cempaka Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Rabu (13/5) sore menjelang
magrib.
Di atas garis itu nampak ada sandal-sandal yang seakan tak bertuan. Di trotoar jalan itu, tampak duduk berderet berdekatan kaum ibu hingga anak-anak. Rupanya sandal-sandal itu merupakan tanda 'pemesanan tempat' bagi mereka yang hendak mengantre takjil gratis.
Ada pula yang sudah mengantri di barisan belakang secara langsung, baik ibu-ibu maupun anak-anak. Petugas yang berpakaian kaus panjang merah mengatur barisan. Seorang anggota TNI tampak mengawasi di jalanan sambil mengatur lalu lintas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pusat pembagian takjil itu adalah tenda bak pedagang kaki lima berwarna hijau tua dan berangka besi. Di lokasi itu, lima ibu-ibu yang mengenakan masker dan berkaus merah sudah bersiap di belakang meja bertuliskan "Berbuka Puasa, Takjil Gratis".
Makanan yang dibagikan mencakup kolak, paket minuman teh dalam botol, hingga makanan dalam stirofoam dan kantung plastik bening. Tertulis pula pengumuman bahwa pembagian takjil pada jam 5 sore.
Saat pembagian berlangsung, satu per satu warga yang mengantre maju ke garis kuning di depannya. Kadang ada yang terlalu dekat, kadang ada yang mengosongkan satu garis. Ada yang memakai masker ada yang tidak.
 Warga tetap tanpa jarak sosial saat antre takjil gratis yang berprinsip jaga jarak fisik. (CNNIndonesia/Safir Makki) |
Koordinator Relawan Corona Kelurahan Cempaka Putih Timur, Nick Nurrachman menjelaskan pihaknya menerapkan garis kuning demi menjaga jarak antar-warga.
"Garis berfungsi untuk jaga jarak antar warga, karena kan sudah ada anjuran pemerintah untuk
physical distancing," ujar dia.
Meski begitu, ia mengaku ada risiko ketidakpatuhan warga dalam pembagian makanan yang melibatkan ratusan warga yang mengantre pada hari itu. Misalnya, terkait kepatuhan jaga jarak.
"Memang
ngatur jaga jarak ini kadang [susah]. Itulah makanya harus dipantau," lanjutnya.
Selain itu, kepatuhan untuk memakai masker dan mencuci tangan. Pihaknya memang mewajibkan masyarakat membasuh tangan menggunakan
hand sanitizer yang telah disediakan.
Namun, ada saja warga yang mengantre tanpa memenuhi persyaratan itu.
 Warga menyebut pembagian takjil gratis ini bak ngabuburit sekaligus bonus makanan gratis. (CNNIndonesia/Safir Makki) |
"Pakai maskernya ya besok," ujar seorang relawan kepada anak dalam antrean itu yang tak menggunakan masker.
Tri (59) adalah salah satu warga yang mengantre menyebut takjil gratis itu membantu warga yang penghasilannya menurun sekaligus menjalankan protokol Covid-19.
"Ya baguslah. Mengikuti juga anjuran pemerintah kan artinya. Ini patut ditiru yang seperti ini. Dapat makan juga dan bisa enggak Corona," ujar dia.
Dia, yang sehari-hari menjadi pengemudi ojek
online ini, pun mengaku senang dengan kehadiran pembagian takjil itu, karena membantunya yang belakangan sulit mendapatkan penghasilan.
"Terbantu pasti, kita orang jalanan kan. Udah kita dapet duit juga enggak. Orderan enggak dapet, jadi kita mau buka susah," tuturnya.
Hal serupa juga dirasakan Mila (33). Dia, yang berada di antrean hampir paling belakang, mengatakan bahwa para relawan sudah cukup baik menerapkan
physical distancing.
 Relawan menyediakan berbagai jenis takjil gratis. (CNNIndonesia/Safir Makki) |
"
Udeh bagus sih, begini juga kan [memakai garis pembatas]," ungkap dia.
Mila pun mengaku bahwa kehadiran pembagian takjil gratis jelang buka puasa itu membuatnya kini punya alternatif untuk membunuh waktu menjelang berbuka puasa atau biasa disebut ngabuburit sekaligus terbantu dengan makanan gratis.
"Soalnya
kalo di rumah
kagak tau juga mau
ngapain. Dapet info ada [pembagian] takjil. Ke sini
aje, jadi bisa kumpul sama orang juga," ujar dia.
"Ya alhamdulillah
seneng. Karena Corona ini juga kita [malah]
kebantu ekonominye," pungkas ibu beranak satu tersebut.
[Gambas:Video CNN] (ndn/arh)