Jabar Deteksi 11 Daerah Alami Peningkatan Penyebaran Covid-19

CNN Indonesia
Kamis, 14 Mei 2020 17:36 WIB
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan cepat  atau rapid test COVID-19 di Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (4/5/2020). Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin melakukan rapid test secara acak terhadap juru parkir, pedagang dan orang-orang  yang berpotensi terpapar COVID-19 saat beraktivitas di ruang publik. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/pras.
Ilustrasi. Kadiv Pelacakan Kontak Gugus Tugas Covid-19 Jabar mengatakan ada 11 daerah baru yang sudah mengalami kenaikan kasus positif Covid-19. (Foto: ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
Bandung, CNN Indonesia -- Penyebaran virus corona (Covid-19) terpantau menyebar ke berbagai daerah di Jawa Barat.

Di luar zona wilayah yang sudah ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti di Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) serta Bandung raya, penyebaran virus mulai terlihat di daerah lain.


Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium pada Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Siska Gerfianti menyebutkan, di luar zona wilayah Bodebek dan Bandung raya, ada sedikitnya 11 daerah yang sudah mengalami kenaikan kasus positif Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelas daerah tersebut adalah Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kota Banjar, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Subang.

"Dari klaster-klaster besar, kita telusuri terus sampai pada kabupaten/kota baru yang juga naik kasus positifnya dan tes swabnya dari tingkat yang rendah sampai sedang," kata Siska dalam jumpa pers yang digelar Humas Jabar, Rabu (14/5).

Siska mencontohkan wilayah Kabupaten Kuningan yang saat ini terdapat 11 transmisi lokal di 11 kecamatan.

Selanjutnya, di Garut ada klaster baru setelah ditemukannya kasus warga negara asing (WNA) asal Bangladesh.

"Terkait klaster ini sedang kita tracking juga terutama klaster Setukpa di Sukabumi, karena banyak dari penghuni Setukpa dipulangkan ke daerah lain di seluruh Indonesia. Dari klaster ini saja, sudah ada lima rantai penularan," ungkap Siska.

"Kami terus berkoordinasi dan melaporkan tentang rekomendasi kita dari Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium," imbuhnya.

Kemampuan Tes Hanya Hampir 3 Ribu Spesimen Per Hari

Sementara itu, Kadis Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan,selain Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar, ada delapan laboratorium yang ditunjuk pemprov untuk melakukan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) atau tes swab.


Delapan laborarotarium itu ada di Universitas Padjadjaran, Rumah Sakit Hasan Sadikin, RSUI, Labkesda Kota Bekasi, Labkesda Kabupaten Bekasi, IPB, VET Subang, dan BBTKL Jakarta. 

"Kita sudah mempunyai laboratorium-laboratorium jejaring. Dengan begitu, pemeriksaan PCR tidak menumpuk di Labkesda Jabar. Total kapasitas pengetesan dari semua laboratorium di Jabar mencapai 5.838 spesimen per hari," kata Berli belum lama ini.

Meski kapasitas pengetesan semua laboratorium mencapai 5.838 spesimen per hari, kemampuan pengetesan per hari berada di angka 2.999 spesimen atau 60 persen dari total kapasitas.

Hal tersebut dilatarbelakangi beberapa faktor. Pertama, kata dia, adalah performa kit yang diperoleh tidak optimal, sehingga perlu dilakukan pengulangan pemeriksaan yang menghabiskan consumables dan memperpanjang waktu pengeluaran hasil. Kemudian, proses verifikasi memakan waktu. 

"Beberapa kali menerima kit PCR yang saat verifikasi hasilnya kurang baik, sehingga tidak bisa digunakan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Untuk laboratorium yang baru dioperasikan, kapasitas harian yang optimal belum teridentifikasi, ekstraksi masih mengandalkan manual dengan SDM terbatas, dan membutuhkan supply bahan habis pakai yang mencukupi," ucap Berli.

Berli mengatakan, Pemprov Jabar konsisten meningkatkan kapasitas pengetesan dengan menyiapkan laboratorium jejaring lainnya. Ada 11 laboratorium lagi yang tersebar di sejumlah daerah di Jabar, tengah dipersiapkan untuk menjadi tempat pengetesan dengan metode PCR. 

Sebelas laboratorium tersebut yaitu LIPI, BB Vet Bogor, RS Cibinong, Citra Arafik, RS Hewan Cikole, Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, RSUD Pelabuhanratu, RS Waled, Al-Ihsan yang bekerja sama dengan Unisba, Poltekes, dan RSP Karawang.

"Pemda Provinsi Jabar sudah memfasilitasi pelaksanaan visitasi kelayakan dan kesiapan ke-11 laboratorium satelit tersebut, serta keluarnya rekomendasi operasional ke Litbangkes Kemenkes," ucap Berli.

Petugas medis mengambil sampel spesimen saat swab test secara drive thru di halaman Laboratorium Kesehataan Daerah (LABKESDA) Kota Tangerang, Banten, Senin (6/4/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga Senin (6/4/2020) terkonfirmasi positif COVID-19 di Banten mencapai 187 kasus. ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.Petugas medis mengambil sampel spesimen saat swab test secara drive thru untuk kemudian di uji risiko Covid-19 di laboratorium rujukan. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Menurutnya, yang dibutuhkan semua laboratorium di Jabar adalah kesiapan reagensia, PCR-reagensia, ekstraksi-VTM-swab sticks secara penuh. Artinya, semua item tersebut harus ada dalam waktu yang bersamaan.

"Harus tepat waktu dan tepat jumlah per item," ujarnya. 

Selain kesiapan alat tes PCR, kata Berli, Pemprov Jabar membutuhkan akses dari data online yang dimasukkan oleh laboratorium di Jabar. Hal itu bertujuan untuk memudahkan pemerintah menindaklanjuti dan memonitor perkembangan Covid-19.

"Untuk merangkum data hasil pengetesan di seluruh laboratorium, kami terus memperbaiki cara manual maupun Sistem Informasi Laboratorium (SIL)," kata Berli. 

Tes swab atau pengetesan Covid-19 dengan metode PCR secara masif dilakukan untuk menerapkan intervensi yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan, menyeimbangkan pengendalian pandemi kesehatan dengan kebutuhan hidup dasar masyarakat Jabar yang menjalani PSBB. (hyg/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER