Bandung, CNN Indonesia -- Gubernur Jawa Barat
Ridwan Kamil mengimbau warga untuk melakukan
salat Idulfitri 1441 Hijriah dari rumah masing-masing. Bukan di masjid atau lapangan dan tempat terbuka lainnya demi menghindari penularan penyakit covid-19 (
virus corona).
Hal itu disampaikan mengingat tidak ada satu pun zona hijau kewaspadaan virus corona di Provinsi Jawa Barat. Dia juga mengimbau agar warga melakukan silaturahmi secar online.
"Mari kita ibadah di rumah saja dan melaksanakan ketaatan kita sesuai dengan para ulama dan fatwa-fatwanya, dan ketaatan kepada arahan pemimpin," ujarnya, Jumat (23/5) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang akrab disapa Emil ini juga mengaku akan melakukan salat Idulfitri dari rumah dan bersilaturahmi dengan sanak saudara di kampung halaman secara daring (online) dari rumah dinasnya.
Hasil kajian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, tiga daerah berada di level 4 atau zona merah. Artinya, masih ditemukan kasus covid-19 pada satu klaster atau lebih dengan peningkatan kasus signifikan, sehingga dilakukan pembatasan sosial maksimal atau penuh di daerah tersebut.
Kemudian, 19 daerah berada di level 3 atau zona kuning, yakni Kabupaten Bandung, Bogor, Ciamis, Cianjur, Cirebon, Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Purwakarta, Subang, Sukabumi, Tasikmalaya, Kota Bandung, Banjar, Bogor, Cirebon, Depok, dan Tasikmalaya.
Ini berarti ditemukan kasus infeksi penyakit covid-19 pada klaster tunggal, sehingga bisa diterapkan pembatasan sosial parsial di daerah tersebut.
Sementara, lima daerah lain, yaitu Kabupaten Garut, Pangandaran, Sumedang, Bandung Barat, dan Kota Sukabumi, berada zona biru atau ditemukan kasus secara sporadis, baik lokal maupun kasus impor, maka perlu diterapkan physical distancing.
Emil mengatakan tradisi bersalaman-salaman dan saling mengunjungi keluarga pada Idulfitri tahun ini bisa diganti dengan silaturahmi secara daring, baik melalui video call maupun pesan singkat.
Apalagi, ia mengklaim tren penularan covid-19 di Jawa Barat tercatat menurun selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi berlaku.
"Pada Idulfitri tahun ini, kita sedang berada dalam situasi sulit, yaitu pandemi covid-19. Oleh karena itu, mari kita kembali ke hakikat utama Idulfitri, yaitu menjemput hari kemenangan," tutur dia.
"Hari raya adalah menjemput kemenangan. Kemenanganan dari hawa nafsu, kemenangan dari keburukan-keburukan, kemenangan dari kemudaratan-kemudaratan," jelasnya mengingatkan.
Bahkan, ia menyebut Hari Raya Idulfitri bukan tentang belanja baru, bukan tentang mudik untuk silaturahmi.
"Karena pada masa pandemi covid-19 ini, pertemuan orang per orang sebaiknya dilakukan dari jarak jauh. Walaupun silaturahmi mengandung nilai ibadah dan kemuliaan, tetapi mencegah nyawa, menyelamatkan nyawa, itu lebih utama dan mulia di situasi seperti ini," tutur mantan wali kota Bandung itu menambahkan.
(hyg/bir)
[Gambas:Video CNN]